MALANG POST – Dalam program Idjen Talk di Radio City Guide FM, Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jawa Timur, Dwi Cahyono menyebut, sektor pariwisata Jawa Timur sepanjang 2025 menghadapi sejumlah tantangan serius. Selain krisis iklim dan anomali cuaca, kendala utama justru datang dari faktor fiskal sejak pertengahan tahun, yang berdampak pada perubahan kebijakan promosi dan efisiensi anggaran. “Meski demikian, tingkat okupansi hotel secara umum masih berada di atas 40 dan cukup stabil. Ditopang oleh pembukaan serta uji coba sejumlah fasilitas wisata baru,” katanya saat menjadi narasumber dalam talk show yang disiarkan Senin (15/12/2025). Di sisi yang lain, tambahnya, digitalisasi, teknologi, keberlanjutan dan personalisasi perjalanan, menjadi kunci utama dalam menghadapi tantangan di sektor pariwisata. Karenanya, ke depan paket wisata berbasis MICE cukup banyak diminati jika dikemas lebih interaktif. Dilengkapi konsep eco-friendly, adventure dan nature tourism. Senada, Tourismologist Universitas Brawijaya, Dr. Faidlal Rahman menyampaikan, trend wisata di 2026 masyarakat lebih memilih perjalanan yang wisata, tidak hanya melihat aktifitas semata. Tapi juga makna atau filosofi dari daya tarik wisata yang ditawarkan. “Tren pariwisata di 2026, tidak lepas dari kondisi eksisting 2025, yang bergerak menuju konsep sustainable tourism pascapandemi,” katanya. Selama ini, lanjut Faidlal, pengembangan wisata masih didominasi pendekatan kuantitatif lewat promosi. Sehingga aspek lingkungan dan sosial budaya kerap terabaikan. “Padahal wisatawan tidak hanya mencari aktivitas. Tetapi juga makna dan filosofi dari daya tarik wisata yang ditawarkan. Hal ini juga dipengaruhi isu global yang kini mulai diadopsi di tingkat nasional,” jelas Faidlal. Itulah sebabnya, pariwisata 2026 diharapkan lebih menekankan keberlanjutan, kepatuhan terhadap regulasi, serta penertiban usaha wisata agar memiliki standar dan legalitas yang jelas demi kenyamanan . Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Kota Batu, Onny Ardianto menyebut, secara khusus di Kota Batu, jumlah kunjungan wisatawan pada 2024 mencapai 10,8 juta orang. Meningkat dari tahun 2023 yang mencatat 10,1 juta kunjungan. “Hingga November 2025 ini, kunjungan sudah tembus sekitar 5,34 juta wisatawan yang didominasi wisatawan domestik,” jelasnya. Mayoritas wisatawan nusantara, tambah Onny, berasal dari Jawa Timur dan Jawa Tengah. Sehingga peluang pasar dari luar Jawa akan menjadi target pengembangan di tahun berikutnya. Termasuk wisatawan mancanegara dari Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand dan Vietnam. “Rata-rata lama tinggal wisatawan juga meningkat dari 2,5 hari menjadi 2,8 hari per orang. Pengeluaran harian sekitar Rp2,1 juta dan diharapkan promosi pariwisata Kota Batu semakin kuat menuju 2026,” tandasnya. (Nurul Fitriani/Ra Indrata) Baca Juga: