Perbaikan Data
Perbaikan Data khusus anggota
Klik Di Sini

Berapa Kenaikan Tarif Hotel di Yogyakarta saat Libur Nataru?

SUDAH menjadi rahasia umum saat musim liburan seperti Natal dan Tahun Baru harga hotel di tempat-tempat wisata seperti di Yogyakarta melambung tinggi akibat naiknya permintaan reservasi. Di kota itu, kawasan ring 1-2 Malioboro dan kawasan premium di Kabupaten Sleman yang berbatasan dengan Kota Yogyakarta menjadi favorit wisatawan. Namun, Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mewanti-wanti agar kalangan pelaku perhotelan tetap rasionalistis dalam menentukan tarif pada masa libur Natal dan Tahun Baru (Nataru). "Kami telah menetapkan batas atas agar kenaikan tarif saat momen libur Nataru ini tak lebih dari 40 persen dari harga normal," kata Ketua PHRI DIY Dedy Pranowo pada Senin, 15 Desember 2025. Scroll ke bawah untuk melanjutkan membaca Hanya saja, aturan ini sifatnya lebih ke imbauan. Keputusan tetap pada pemilik dan pengelola hotel. PHRI mengimbau agar penyedia jasa tak menjadikan momen libur seperti Nataru untuk aji mumpung dalam menetapkan harga."Batas kenaikan tarif maksimal 40 persen itu menurut kami masih bisa ditoleransi. Kami (pelaku perhotelan) sebelumnya sudah saling sepakat saat momen libur ada batas bawah dan batas atas, mohon dilaksanakan," kata dia.Mengapa Tarif Hotel Naik?Selain karena tingginya permintaan, kenaikan tarif kamar hotel yang dilakukan pelaku usaha biasanya juga mempertimbangkan adanya peningkatan biaya operasional dan bahan baku makanan-minuman dari unit restoran, yang biasanya mulai naik menjelang akhir tahun. Dedi menuturkan dengan situasi ekonomi saat ini, mayoritas pelaku usaha hotel di Yogya memilih menaikkan tarif kamar hanya sekitar 10–20 persen. Hal itu untuk menjaga minat kunjungan wisatawan di tengah daya beli masyarakat yang belum sepenuhnya pulih.Deddy pun meluruskan soal adanya informasi di media sosial tentang harga kamar hotel bintang tiga di kawasan Malioboro yang disebut menyentuh hampir Rp 3 juta.Menurutnya, tarif itu bukan hitungan menginap satu malam melainkan harga paket yang mencakup beberapa aktivitas selain menginap, seperti paket hiburan menyambut pergantian tahun yang dibalut makan malam atau menonton live musik dengan bintang tamu tertentu. Hanya saja, tarif senilai itu memang mungkin bisa berlaku untuk hotel bintang 4 atau 5. "Kami kira dengan situasi saat ini tidak ada (pelaku perhotelan) yang berani memasang harga sangat tinggi," kata dia.Deddy membeberkan, kesepakatan pembatasan kenaikan tarif sudah setiap tahun dibahas PHRI. Hal ini untuk menjaga sektor pariwisata di Yogya tetap kondusif.Imbauan untuk WisatawanDeddy juga mengimbau wisatawan sudah jauh-jauh hari melakukan reservasi untuk bisa mendapatkan kamar dengan harga yang masih terhitung wajar. Sebab ketika puncak momen liburan tiba, harga kamar pun bisa turut terkerek di lapangan karena ketersediaannya makin terbatas.Musim libur Nataru ini, PHRI mencatat rata-rata reservasi hotel secara keseluruhan di DIY pada periode 20 Desember hingga 2 Januari sekitar 45-50 persen. Namun untuk Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman sudah di atas angka itu."Untuk Kota Yogyakarta, hotel-hotel di kawasan sekitar Malioboro lebih tinggi reservasinya dibandingkan daerah lain, sudah mencapai 60 persen," ujarnya.