Editor: Agung Budiarto | Jumat , 12 Dec 2025 - 20:47 BANDARLAMPUNG – Menjelang libur Natal dan tahun baru (Nataru), tingkat okupansi hotel berbintang di Provinsi Lampung belum menunjukkan peningkatan signifikan. Hingga Rabu (10/12), pemesanan kamar baru berada di kisaran 69–70 persen. Sekretaris Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Lampung Friandi Indrawan mengatakan bahwa tantangan terbesar tahun ini adalah kondisi daya beli masyarakat yang belum stabil sepanjang 2025. Tren tersebut diperkirakan membuat okupansi tahun ini tidak jauh berbeda dibanding tahun sebelumnya. Menurutnya, mencapai target 90 persen akan cukup sulit. “Menyamai capaian tahun lalu saja sudah sangat bagus,” ujarnya. Friandi menambahkan, seluruh hotel di Lampung memiliki peluang menjadi favorit wisatawan, tergantung minat pelancong dan suasana libur panjang. Namun demikian, sektor pariwisata daerah dinilai perlu ditopang oleh kesiapan berbagai komponen, terutama cuaca dan infrastruktur dasar. PHRI Lampung juga menyoroti kenaikan tarif tol menjelang Tahun Baru, yang dikhawatirkan dapat memengaruhi minat wisatawan yang datang menggunakan kendaraan pribadi maupun bus travel. Sementara itu, sejumlah hotel mulai menyiapkan berbagai acara dan paket khusus Nataru untuk menarik tamu. Friandi berharap pemerintah pusat dan daerah memberikan perhatian lebih pada pemulihan ekonomi masyarakat serta percepatan perbaikan infrastruktur demi meningkatkan kembali minat wisata. Di Provinsi Lampung terdapat sekitar 50 hotel, terdiri dari 32 hotel berbintang dan sisanya non-bintang, dengan total 5.429 kamar yang siap melayani wisatawan selama libur akhir tahun. Sebelumnya, Okupansi hotel di Indonesia selama libur Lebaran 2025 mengalami penurunan sebesar 20% bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Hariyadi Sukamdani mengatakan, penurunan tersebut terjadi di sejumlah daerah, seperti di Solo, Yogyakarta dan Bali. “Lebih rendah dari tahun lalu. Tadi saya sempat menelepon beberapa daerah. Solo, Yogya, Bali. Turun rata-rata sekitar 20 persen dari tahun lalu,” katanya setelah menghadiri open house di rumah dinas Rosan Roeslani di kawasan Widya Chandra, Jakarta, Selasa (1/4).