Perbaikan Data
Perbaikan Data khusus anggota
Klik Di Sini

Reservasi Hotel Yogyakarta Jelang Nataru Dibayangi Penginapan Ilegal

PERHIMPUNAN Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengungkap, reservasi hotel untuk Natal dan Tahun Baru 2025/2026 ini secara angka telah mencapai 35–50 persen. Reservasi itu paling banyak di hotel-hotel yang tersebar di Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman. Reservasi paling tinggi ada di hotel bintang 3 sampai dengan bintang 5, dengan rata-rata menginap 2 hari.Ketua PHRI DIY Deddy Pranowo Eryono mengatakan pihaknya tak berani mematok reservasi di atas 90 persen. Ia menilai ada sejumlah tantangan di lapangan. Scroll ke bawah untuk melanjutkan membaca "Kami menargetkan sampai akhir tahun ini reservasi bisa tercapai 85 persen," kata Deddy, Senin, 8 Desember 2025.Pilihan Editor: Asin-Manis Garam dari Desa Wisata BulelengMarak Homestay dan Vila Tak BerizinSejumlah kendala yang dihadapi antara lain makin maraknya sebaran penginapan alternatif ilegal seperti homestay, vila, juga kos harian ilegal yang terbukti berpengaruh pada angka reservasi. "Dari perhitungan kami setiap momen libur akhir-akhir ini, akibat makin banyaknya homestay juga vila tak berizin itu bisa menggerus sampai 30 persen reservasi hotel resmi," kata dia.Berdasar pantauan PHRI, saat ini ada sedikitnya 2.000-an penginapan jenis homestay dan vila ilegal itu di DIY. Paling banyak tersebar di KabupatenSleman, disusul Kabupaten Gunung Kidul, selanjutnya Kabupate. Kulonprogo lalu Kota Yogyakarta, dan di Kabupaten Bantul.Deddy berharap Pemerintah Daerah dapat memantau dan menertibkan akomodasi yang belum berizin itu. Tarif operasional yang mereka tawarkan juga rendah karena banyak yang belum berizin, sehingga bisa menawarkan harga murah, bisa separuh lebih dari tarif hotel rata-rata.Pilihan Editor: Masjid India di Jantung MalaysiaEvent MinimSelain faktor maraknya penginapan ilegal, Deddy menururkan hal yang berpotensi mempengaruhi reservasi akibat minimnya event yang terpengaruh efisiensi anggaran.Deddy belum melihat ada sebuah event besar yang bakal menjadi magnet kunjungan wisatawan melonjak selain momen pergantian tahun seperti tahun-tahun sebelumnya. "Kami berharap ada event-event pengganti yang berskala nasional atau internasional, bukan skala regional," kata dia.Adapun Statistisi Utama Badan Pusat Statistik (BPS) DIY Sentot Bangun Widoyono menuturkan data Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel di DIY pada periode Oktober 2025 memperlihatkan dinamika. Pada periode itu, TPK hotel bintang di DIY naik 6,73 persen poin secara bulanan (month-to-month/mtm), sementara TPK nonbintang justru turun 0,28 persen poin.Jumlah tamu yang menginap pada Oktober 2025 tercatat sebanyak 709.289 orang, naik 14,21 persen dibanding September 2025. Dari total 709.289 tamu hotel yang menginap, sebanyak 473.364 tamu hotel atau 66,74 persen menginap di hotel bintang, dan sisanya 235.925 tamu hotel atau 33,26 persen menginap di hotel nonbintang.Adapun rata-rata lama menginap di hotel bintang di Yogyakarta pada Oktober 2025 adalah 1,64 malam atau turun 0,04 malam dari bulan sebelumnya. Sementara hotel non bintang lebih rendah yakni 1,18 malam, namun naik 0,01 malam dari bulan sebelumnya.