Perbaikan Data
Perbaikan Data khusus anggota
Klik Di Sini

KOSTER Optimistis Hingga Desember 2025 Wisman Tembus 7,1 Juta, Akan Buru Akomodasi Wisata Bodong!

TRIBUN-BALI.COM - Gubernur Koster menyebutkan bahwa kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali kian membaik, khususnya pasca pandemi Covid-19. Ia yakin akan tembus 7 juta lebih.  Saat menghadiri Musda PHRI Bali 2025, di Prama Sanur Denpasar. Ia menyebutkan saat pandemi wisman sangat merosot, namun pada 2022 hingga 2023 membaik, 2024 lebih membaik lagi yakni sekitar 6,3 juta orang. "Saya rasa 2025 ini sampai Desember nanti bisa tembus 7,1 juta wisman," sebutnya. Ini berbarengan dengan ekonomi yang terus tumbuh, kemiskinan menurun, pengangguran juga turun.  Tak hanya itu, pariwisata Bali juga berkontribusi besar pada pariwisata nasional Indonesia. "Wisman ke Bali 2024 sekitar 6,3 juta dan nasional 13 juta lebih, jadi 45,3 persen sumbangan dari Bali," sebutnya.  Baca juga: Gubernur Bali Stop Izin Toko Modern di Bali, Pengamat: Percepat Revitalisasi Pasar Tradisional  Baca juga: TAK ADA AKSES LAIN! Warga Pendem Jembrana Terpaksa Lintasi Jembatan Bambu Rawan Ambruk MUSDA PHRI - Gubernur Koster menyebutkan bahwa kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali kian membaik, khususnya pasca pandemi Covid-19. Ia yakin akan tembus 7 juta lebih. (Tribun Bali/ISTIMEWA) Kemudian wisatawan domestik tembus 9,6 juta, sudah meningkat namun belum pulih normal seperti sebelum Covid. "Hal ini karena harga tiket masih tinggi dan penerbangan agak terganggu, karena banyak orang yang sulit datang ke Bali, kesulitan cari tiket pesawat," kata Koster.  Devisa pariwisata dari Bali, triwulan 4 laporan dari BPS, setiap wisman kunjungan mereka keluarkan uang 1.677 dolar secara nasional. Kemudian wisman di Bali rata-rata pengeluaran 1.392 dolar lebih tinggi daripada daerah lain.   Jika dirupiahkan, sekitar Rp174 triliun yang ke Bali, sedangkan ke Indonesia Rp319 triliun. Sehingga sekitar 54,5 persen sumbangan Bali untuk devisa dari pariwisata. "Ini mengecewakan, kenapa? jadi Bali berkontribusi 54,5 persen tapi apa feedback untuk Bali," sebutnya. Pembangunan infrastruktur tidak pernah memakai pendekatan karakteristik daerah, dan masih banyak hal yang belum Bali dapatkan dengan baik dari pusat.   Pariwisata berkualitas membutuhkan infrastruktur yang bagus, dan berkualitas dan karena Bali jadi destinasi pariwisata dunia tapi juga menjadi tempat berbagai event dunia. "Segala macam ada di Bali, jadi Bali berkontribusi besar terhadap Indonesia," tegasnya.   Koster menegaskan, bahwa Bali tidak meminta otonomi khusus, tetapi agar diberi kewenangan mengatur hal khusus supaya bisa survive berkelanjutan ke depan dan tidak akan terancam pariwisata, ekonomi apalagi adat budayanya.   Ia mengingatkan pelaku usaha pariwisata jangan asik sendiri, harus bersama tanggung jawab melihat Bali ke depan dan bagaimana mengelola bersama-sama.  "Saya akan tegas berani di periode kedua, dan siapkan tatanan periode kedua ini, berbagai tantangan eksternal ke Bali jangan asik sendiri secara kolektif," imbuh Koster. Akar pariwisata Bali adalah budaya, sehingga itu yang harus dijaga dengan baik. Kalau mau tumbuh terus secara berkelanjutan jangan meninggalkan budaya dan alam, jika alam marah tentu membahayakan semuanya.   Sumber daya tambang, emas, minyak, batubara dan lainnya bisa habis. Tetapi budaya akan terus hidup menjadi akar Bali, dan membuat Bali unik dalam pariwisatanya.