TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Okupansi atau tingkat hunian hotel di Sulawesi Selatan (Sulsel) anjlok selama 2025. Hal itu dipengaruhi kebijakan pemerintah berupa efisiensi anggaran yang membuat minimnya aktivitas di hotel. Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Sulsel Anggiat Sinaga menyebut tingkat huni 2025 turun sekitar 25 sampai 30 persen dibanding tahun 2024. Padahal pada 2024, lanjutnya, tingkat hunian hotel di Makassar masih menyentuh angka 60 sampai 65 persen. “Di 2025 kita sudah bersyukur rata-rata tingkat huni sekitar 40 sampai 45 persen,” sebut Anggiat, saat dihubungi Tribun-Timur.com, Minggu (26/10/2025). Anggiat menjelaskan, di akhir tahun biasanya okupansi hotel bergerak signifikan karena banyaknya aktivitas pemerintah. Namun, di akhir 2025 okupansi hotel di Sulsel belum terlihat bergerak karena kunjungan korporasi masih kecil. “Justru yang ada saat ini tidak ada pergerakan yang membuat tingkat huni terbang tinggi, menjadi sebuah bukti konkrit dampak dari efisiensi anggaran pemerintahan,” jelas Anggiat. CEO Phinisi Hospitality Indonesia (PHI) itu menambahkan, pihaknya belum melihat tanda-tanda perbaikan okupansi di tahun 2026. Sebab, saat ini pemerintah masih fokus pada efisiensi anggaran. Sementara menurutnya, mencari arus kunjungan dari sektor pariwisata tidak semudah diharapkan. “Sekaitan 2026, saya belum melihat ada sinyal ke depannya lebih baik,” kata Anggiat. Sebelumnya, sejumlah hotel di Kota Makassar sudah meluncurkan paket malam tahun baru 2026. Padahal, malam tahun baru 2026 masih tersisa dua bulan lebih. Cepatnya hotel di Makassar mengeluarkan paket tahun baru didasari kondisi perhotelan selama 2025.