HomeiniIKN Ketua Umum PHRI, Hariyadi Sukamdani. (Suara.com/Fadil) BALIKPAPAN, inibalikpapan.com – Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) menyebut Kalimantan Timur menjadi provinsi dengan penurunan tingkat hunian hotel paling tajam di Indonesia. Penyebab utamanya, terhentinya beberapa proyek pembangunan di kawasan Ibu Kota Nusantara (IKN). Ketua Umum PHRI, Hariyadi Sukamdani, mengatakan penurunan okupansi tidak hanya disebabkan oleh efisiensi anggaran pemerintah, tetapi juga melambatnya kegiatan sektor swasta. “Ternyata industri itu juga mengurangi budget untuk 12 bulan. Termasuk vendornya. Banyak yang mengurangi kunjungannya,” ujarnya di Kantor Kementerian Pariwisata, Jakarta, Senin (6/10/2025), melansir Suara, jaringan inibalikpapan.com. Menurut Hariyadi, kondisi paling terasa terjadi di Kalimantan Timur. Padahal, pada 2023 provinsi ini menempati posisi kedua tingkat okupansi hotel tertinggi setelah Bali. “Karena IKN yang mandek. Enggak ada yang datang lagi,” katanya. Secara nasional, tingkat keterisian kamar hotel selama Januari hingga Juni 2025 turun 3,54 persen ketimbang periode yang sama tahun sebelumnya. PHRI berharap tren ini bisa membaik pada paruh kedua tahun ini, terutama menjelang libur akhir tahun. “Paling tidak sama dengan tahun lalu, itu sudah bagus. Karena secara keseluruhan memang penurunannya cukup signifikan,” tambahnya. Hariyadi menyebut destinasi wisata utama seperti Bali, Yogyakarta, Solo, dan Bandung masih relatif stabil, dan ia memperkirakan tetap menjadi tujuan favorit wisatawan hingga akhir tahun.***