KOMPAS.com - Keterbatasan lahan menjadi salah satu tantangan industri perhotelan dalam menerapkan konsep keberlanjutan. Hal ini disampaikan oleh Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Hariyadi Sukamdani saat ditemui awak media dalam acara H3 Summit 2025 di Balairung Soesilo Soedarman, Gedung Sapta Pesona Indonesia, Jakarta Pusat, Kamis (25/9/2025). Baca juga: 5 Kota Terbaik di Dunia Menurut Indeks Keberlanjutan Destinasi Global"Misalnya yang terkait dengan sampah, banyak yang mempunyai keterbatasan lahan, sehingga mereka tidak melakukan pengolahannya itu dengan baik, semunya dilepas keluar," kata Hariyadi, Kamis (25/9/2025). Tidak hanya itu, sambungnya, hotel-hotel juga terkendala menerapkan konsep keberlanjutaan seperti mengurangi emisi karbon, karena nominal investasinya cukup besar. "Mau mengurangi emisi karbon, investasinya juga lumayan besar. Contohnya kita ubah dari fosil ke energi listrik, itu juga kan (biayanya) tidak murah," katanya. Baca juga: Mengenal Sustainable Tourism, Konsep Wisata dengan Memperhatikan Aspek Keberlanjutan Lingkungan Tren Wisata Ramah Lingkungan Meningkat, Didominasi Gen Z dan Milenial Hotel di Indonesia masih di peringkat merah Dalam kesempatan yang sama, Deputi Bidang Industri dan Investasi Kementerian Pariwisata Rizki Handayani mengatakan hotel-hotel di Indonesia saat ini umumnya berada di peringkat Merah dalam menjalankan praktik keberlanjutan.Peringkat ini, katanya, mengacu pada penilaian Proper (Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup) oleh Kementerian Lingkungan Hidup (KLH). Sebagai informasi, penilaian Proper dari KLH ini bertujuan untuk mendorong perusahaan meningkatkan kinerja pengelolaan lingkungan melalui sistem peringkat warna. Di antaranya ada warna: hitam, merah, biru, hijau, dan emas. Khusus industri perhotelan, katanya, masih berada di warna merah. Baca juga: 95 Persen Orang Indonesia Mau Bayar Lebih untuk Penginapan Ramah Lingkungan pada 2025 Jelajahi Little Ranch Semarang dengan E-bike Ramah Lingkungan Menambahkan dari Kompas.com (6/5/2025), Deputi Bidang Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan KLH Rasio Ridho Sani mengatakan perusahaan yang di peringkat merah berarti belum optimal melakukan upaya pengelolaan lingkungan hidupnya. Melihat hal ini, Rizki mengatakan bahwa pihak Kementerian Pariwisata (Kemenpar) bersama PHRI akan berupaya mencari cara untuk membantu industri perhotelan yang akan bertransformasi ke arah pariwisata berkelanjutan. "Kami di Kemenpar juga mencari cara bagaimana cara membantu nanti ke depan, mendukung industri hotel yang akan bertransformasi ke arah pariwisata yang berlanjutan," kata Rizki. Baca juga: Hotel di Mangga Dua Tawarkan Kegiatan Ramah Lingkungan untuk Anak Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini