BANGKAPOS.COM, BANGKA -- Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Pangkalpinang, Sumiati menyatakan tren okupansi hotel saat ini tidak lagi dapat diprediksi seperti tahun-tahun sebelumnya. Kondisi ini terjadi sejak adanya defisit anggaran yang berdampak pada minimnya kegiatan dan kunjungan kerja. “Semenjak terjadi defisit anggaran, bisnis perhotelan sudah tidak terukur lagi. Menjelang akhir tahun ini pun belum menunjukkan peningkatan signifikan. Kemungkinan besar penurunan karena kegiatan atau event tidak ada, tamu yang kunjungan kerja gak banyak,” ujar Sumiati kepada Bangkapos.com, Senin (15/9/2025). Menurutnya, saat ini sebagian besar hotel hanya mengandalkan tamu lokal dari daerah sekitar seperti Toboali, Bangka Barat, dan Kabupaten Bangka. “Untuk bulan Agustus sempat tercatat adanya sedikit peningkatan okupansi hotel. Hal ini disebabkan oleh kedatangan tamu dari luar Bangka. Meski ada peningkatan, ke depan kami prediksi tetap akan menurun,” jelasnya. Sumiati menekankan pentingnya peran pemerintah daerah, terutama kepemimpinan Wali Kota dan Wakil Wali Kota yang baru, dalam membangun sinergi bersama pelaku usaha pariwisata demi membangkitkan kembali ekonomi Pangkalpinang. “Kami berharap ada langkah konkret dari pemerintah untuk membangkitkan sektor ini. Target kami ke depan minimal tingkat hunian bisa kembali stabil di angka 70 persen,” ucapnya. Ia juga menyoroti kondisi ekonomi lokal yang dinilai masih lesu, di mana tidak hanya hotel, tetapi juga pelaku usaha kecil seperti pedagang turut merasakan dampaknya. “Kondisi sekarang membuat kami (perhotelan) harus terus berjuang. Kita nggak boleh putus asa, tetap fighting. Kami terus membuat berbagai paket promo kamar agar bisa bertahan,” tutupnya. (Bangkapos.com/Sela Agustika)