15,252 Wayang Jogja Night Carnival (WJNC) 2024. (Hadid Husaini/kabarterdepan.com) Yogyakarta, kabarterdepan.com – Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY kecewa dan menyayangkan keputusan Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta yang membatalkan gelaran Wayang Jogja Night Carnival (WJNC). Ketua PHRI DIY, Deddy Pranowo Eryono, mengaku terkejut sekaligus kecewa atas keputusan tersebut. Menurutnya, WJNC merupakan agenda yang telah masuk kalender pariwisata nasional Kementerian Pariwisata (Kemenpar) RI. Responsive Images “Kan ini sudah menjadi kalender event nasional, tiba-tiba dibatalkan. Padahal event seperti itu memberi dampak bagi sektor hotel dan resto di DIY,” ungkap Deddy, Minggu (14/9/2025). Ia menilai WJNC memiliki potensi besar untuk menarik wisatawan sekaligus berkontribusi signifikan pada Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Yogyakarta. Bahkan, setelah maraknya aksi unjuk rasa, menurutnya penyelenggaraan WJNC bisa menjadi bukti bagi wisatawan dalam negeri maupun mancanegara bahwa Yogyakarta tetap aman dan nyaman untuk dikunjungi. Meski begitu, Deddy mengaku tak bisa berbuat banyak atas keputusan Pemkot Yogyakarta. Ia menjelaskan, biasanya acara WJNC mampu meningkatkan okupansi hotel, khususnya di kawasan Malioboro, dari rata-rata 60 persen menjadi 80 persen. Wisatawan yang hadir pun rata-rata menetap hingga 2,5 hari, sehingga memberi dampak berantai bagi pelaku UMKM. Deddy menambahkan, PHRI akan tetap melakukan promosi pariwisata secara mandiri, salah satunya melalui kegiatan Table Top Guyub Sesarengan di Bekasi, Jawa Barat, pada 30 September mendatang. “Kita berupaya sendiri untuk promosi seperti yang akan kita lakukan tanggal 30 September di table top Guyub Sesarengan di Bekasi, Jawa Barat,” ucapnya. Ia juga menyoroti kondisi perhotelan yang sedang tidak ideal, ditambah dengan kebijakan efisiensi anggaran dari pemerintah pusat dan daerah. Disebutnya, kontribusi pajak hotel dan restoran menyumbang sekitar 35–40 persen terhadap PAD daerah. Sebelumnya, Wali Kota Yogyakarta Hasto Wardoyo menjelaskan pembatalan WJNC mengikuti arahan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), yang meminta pemerintah daerah tidak terlalu banyak menyelenggarakan kegiatan seremonial. Sementara itu, Public Relation Manager Hotel Tentrem Yogyakarta, Venta Pramushanti, menyebut pembatalan WJNC tidak berdampak signifikan terhadap tingkat okupansi hotel. Menurutnya, hingga kini belum ada tamu yang membatalkan reservasi akibat keputusan tersebut. “Beberapa tamu ada yg datang kesana, tapi sepertinya untuk saat ini belum ada yg membatalkan reservasi krn pembatalan acara tersebut,” kata Venta. Ia menambahkan, berdasarkan pengalaman tahun lalu, hanya sebagian tamu hotel yang menyaksikan WJNC. Kenaikan okupansi, menurutnya, lebih terasa di hotel-hotel lain di Kota Yogyakarta. (Hadid Husaini) Navigasi pos