TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Gelaran tahunan Wayang Jogja Night Carnival (WJNC) 2025 yang selaras rencana digelar 7 Oktober 2025 mendatang dipastikan batal. Agenda puncak peringatan HUT ke-269 Kota Yogyakarta tersebut, terpaksa ditiadakan karena instruksi pemerintah pusat terkait efisiensi anggaran. Terang saja, pembatalan itu menimbulkan kekecewaan dari para pelaku pariwisata, terutama yang tergabung dalam Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY. Ketua PHRI DIY, Deddy Pranowo Eryono, mengaku sangat menyayangkan kebijakan Pemkot Yogyakarta yang resmi meniadakan WJNC tahun ini. "Kami sangat kaget dan menyayangkan, event yang sudah jadi kalender event nasional tiba-tiba dibatalkan. Padahal event seperti itu memberi dampak bagi sektor hotel dan resto, karena mendatangkan wisatawan," katanya, Jumat (12/9/2025). Baca juga: Wayang Jogja Night Carnival 2025 Ditiadakan, Wali Kota Yogya Beberkan Alasannya Ia menyebut, berdasar pengalaman tahun-tahun sebelumnya, rata-rata okupansi hotel saat WJNC bisa menyentuh 60 persen, sampai 80 persen di seputaran Malioboro. Sehingga, tambah Deddy, dampak positifnya pun dirasakan oleh pemerintah, karena secara tidak langsung WJNC turut mendatangkan PAD (Pendapatan Asli Daerah). "Lebih-lebih setelah ada demo (rentetan unjuk rasa) yang lalu, (WJNC) bisa meyakinkan calon wisatawan nusantara ataupun asing, bahwa Yogyakarta aman dan nyaman dikunjungi," ujarnya. Namun, mengingat keputusan Pemkot Yogyakarta sudah bulat, ditambah ada instruksi langsung dari Menteri Dalam Negeri (Mendagri), pihaknya pun tak dapat berbuat banyak. Sebagai konsekuensinya, mau tidak mau, PHRI harus menggalakkan promosi secara mandiri di tengah situasi dan kondisi yang serba sulit ini. "Mau bagaimana lagi bila sudah dibatalkan begini. Kami harus berupaya sendiri untuk promosi, supaya kami bisa bertahan di kondisi yang sulit dan tidak baik-baik saja ini," pungkasnya. (*)