KOMPAS.com - Turis China menjadi salah satu penyumbang kunjungan terbanyak ke Indonesia. Hal itu disampaikan oleh Deputi Bidang Pemasaran Kementerian Pariwisata Ni Made Ayu Marthini sepert dilansir dari Antara, Jumat (11/9/2025). Marthini menyebutkan, 764.335 turis China berkunjung ke Indonesia sepanjang Januari-Juli 2025.Baca juga: 13 Destinasi Wisata Indonesia Dipromosikan untuk Tarik Turis China, Apa Saja? Turis asal China berada di bawah turis Malaysia (1.453.019 orang), turis Australia (986.789 orang) dan turis Singapura (822.993 orang). Namun, jumlah turis China disebut sudah meningkat dibanding total turis China pada 2023 yang hanya 787.924 orang dan pada 2024 yaitu 1.198.582 orang. "Pada 2025 kami menargetkan turis dari China mencapai 1,22 juta - 1,35 juta orang yang sudah tercapai hingga 62,6 persen pada bulan Juli lalu atau meningkat 9,93 persen dibanding periode yang sama pada tahun 2024," tambah Marthini. Apa saja kebutuhan turis China saat berlibur di Indonesia? Dok. Shutterstock/LUCKY PEOPLE Ilustrasi bihun goreng seafood.Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jakarta, Sutrisno Iwantono mengatakan, turis China membutuhkan kemudahan dan kenyamanan dasar saat berwisata di Indonesia. Ia menyinggung aspek keimigrasian, transportasi, higienitas, belanja, pilihan kuliner, dan transaksi keuangan. "Turis China butuh pengurusan visa dan imigrasi cepat yaitu bebas ribet, antrean singkat," kata Sutrisno saat dihubungi Kompas.com, Jumat (11/9/2025) sore. Baca juga: 787.900 Turis China Kunjungi Indonesia pada 2023, Sebagian ke Labuan Bajo Selain itu, turis China juga butuh kejelasan soal sistem transportasi. Salah satunya, akses yang mudah dari bandara ke pusat kota. "Mereka suka yang ada aplikasi, bisa pesan taksi atau taksi online dengan gampang)," ujar Sutrisno. KOMPAS.COM/SRI ANINDIATI NURSASTRI ITC Mangga Dua adalah salah satu spot favorit warga Jakarta untuk wisata belanja.Kemudian, isu soal kebersihan dan keamanan juga menjadi sorotan. Sutrisno menyebutkan, area wisata yang bersih dan bebas pungutan liar juga jadi pertimbangan turis China saat berwisata. Dari sektor kuliner, Sutrisno menyebutkan turis China juga membutuhkan pilihan makanan halal dan non-hala. Ia mengatakan, banyak turis China non-muslim yang mencari makanan babi atau masakan ala Tiongkok."Mereka suka mi, seafood, dan makanan pedas manis," kata Sutrisno. Selanjut, kemudahan dalam melakukan pembayaran adalah salah satu yang bisa membuat turis China senang berlibur di Indonesia. "Kemudahan pembayaran seperti QRIS atau Alipay/WeChat Pay," lanjutnya. Baca juga: 4 Wisata Favorit Turis China di Thailand, Ide Liburan Tahun Baru Imlek Selain itu, turis China butuh produk lokal dengan harga yang jelas saat berbelanja di Indonesia. Sutrisno menyebutkan, batik, kopi, kerajinan tangan, mutiara, dan kosmetik herbal adalah barang-barang yang diminati oleh turis China. "Shopping mall modern, ada juga yang suka. Tawar-menawar di pasar tradisional mereka senang kalau bisa nego, tapi harga harus wajar," tambahnya. Turis China juga suka jika ada staf hotel yang bisa berbahasa Mandarin. Pasalnya, tak semua turis China bisa berbahasa Inggris. "Mereka sangat suka kalau di hotel ada yang bisa berbahasa Mandarin karena sangat membantu. Umumnya mereka enggak bisa bahasa Inggris tapi umumnya juga mereka punya handphoe yang bisa translate langsung," kata Sutrisno. PHRI Jakarta promosikan hotel dan restoran ke turis China Dok. PHRI Jakarta PHRI Jakarta bekerjasama dengan salah satu travel agent China yang memiliki pangsa pasar signifikan di Tiongkok saat mengikuti promosi pariwisata Jakarta di China pada 9-11 September 2025.PHRI Jakarta bekerjasama dengan salah satu travel agent China yang memiliki pangsa pasar signifikan di Tiongkok saat mengikuti promosi pariwisata Jakarta di China pada 9-11 September 2025. Kegiatan promosi dihadiri oleh lebih dari 80 perusahaan travel agent dari Guangzhou dan Shenzhen Tiongkok, yang menunjukkan besarnya minat pelaku industri pariwisata China terhadap destinasi Jakarta. Baca juga: 9 Pilihan Tempat Pernikahan di Hotel Jakarta, Bisa Pilih Outdoor Kerjasama ini diharapkan dapat membuka peluang lebih luas dalam mendatangkan wisatawan mancanegara, yang tentu saja membuka peluang usaha bagi hotel dan restoran di Jakarta, khususnya turis dari China. "Kerjasama bukan one short deal tetapi kerja sama jangka panjang. Mereka berkenan memasarkan hotel-hotel di Jakarta melalui pasar dan jaringan mereka di Tiongkok maupun negara negara lain. Ini lebih strategis karena komitmennya lebih jangka panjang," kata Sutrisno. Sutrisno menegaskan, inisiatif Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk secara aktif melakukan promosi langsung ke pasar potensial merupakan langkah tepat di tengah persaingan industri pariwisata global. Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini