Nusa Dua, Bali (ANTARA) - Pameran kuliner Bali Interfood 2025 mengangkat potensi pelaku usaha mikro, kecil, menengah (UMKM) dan petani, dengan produk cokelat dan kopi Pulau Dewata guna mendukung daya saing industri makanan dan minuman lokal di kancah nasional dan global."Ini sangat penting bagi pertumbuhan pariwisata Bali khususnya hotel dan restoran," kata Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali Cokorda Oka Artha Ardana Sukawati di sela pembukaan pameran Bali Interfood 2025, di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Rabu.Wakil Gubernur Bali periode 2018-2023 itu mengharapkan kehadiran inovasi teknologi tidak hanya memberi kemudahan, tapi dapat bersinergi dalam pengembangan produk pangan lokal.Dengan begitu, pelaku UMKM lokal dapat terus berkembang sejalan dengan pesatnya teknologi pangan dan sentuhan digitalisasi.CEO Krista Exhibitions Daud D Salim selaku penyelenggara pameran skala internasional itu, mengungkapkan pada ajang tahun ini untuk pertama kali pihaknya melibatkan petani dan pelaku UMKM cokelat dan kopi dengan beragam varian rasa asal Bali.Ada pun kopi dan cokelat saat ini menjadi bagian tren kekinian yang banyak digemari masyarakat khususnya generasi milenial, sehingga melahirkan peluang besar untuk mendorong kemajuan ekonomi daerah melalui sektor pariwisata."Industri makanan dan minuman sangat penting dan memberi kontribusi besar kepada Bali, industri strategis nasional dan internasional karena itu keperluan sehari-hari jadi perlu menampilkan produk dengan daya saing, dari segi kemasan, kualitas rasa terutama kearifan lokal," ujar Daud.Tahun ini pameran kuliner itu merupakan ajang keenam kali yang diadakan setiap dua tahun sekali, dengan melibatkan 110 peserta yang menampilkan produk makanan dan minuman, inovasi teknologi pangan hingga peralatan pendukung industri pangan.