Perbaikan Data
Perbaikan Data khusus anggota
Klik Di Sini

Daya Beli Masyarakat Menurun, Pelaku Pariwisata di Jogja Berharap Stabilitas Politik Terjaga

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Rentetan aksi demonstrasi yang terjadi di wilayah DI Yogyakarta beberapa waktu lalu, terbukti tidak berdampak signifikan terhadap sektor pariwisata. Meski demikian, para pelaku pariwisata berharap stabilitas sosial, politik, dan ekonomi bisa pulih, serta terjaga, agar periuk nasinya tidak terganggu. Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY, Deddy Pranowo Eryono, mengungkapkan, tingkat okupansi atau hunian belakangan tetap normal. Bahkan, peningkatan pun cukup terasa, terutama sepanjang long weekend Maulud Nabi Muhammad SAW, pada 5-7 September 2025 lalu. "Target kita 40 persen, tapi alhamdulillah se-DIY bisa mencapai 50 persen. Nah, yang menggembirakan, di wilayah tengah itu rata-rata bisa 60-70 persen," tandasnya, Senin (8/9/2025). Kondisi ini, kata Deddy, tidak lepas dari peran penting Gubernur Sri Sultan HB X, yang berhasil meyakinkan wisatawan tentang jaminan keamanan DIY.  Di samping itu, aksi demonstrasi yang berlangsung tertib dan damai di Gedung DPRD DIY, yang berlokasi di kawasan Malioboro, turut memberikan dampak positif.  "Wisatawan yang tadinya mau menjadwalkan ulang, akhirnya tetap hadir. Bahkan, alumni SMA Negeri 1 Makassar menggelar reuni akbar di Yogya, dengan peserta sampai 3000 orang," ujarnya. Namun, di tengah situasi yang cenderung tidak menentu semcam ini, Deddy tak menampik, sektor pariwisata tetap menghadapi tantangan.  Ia mencontohkan, selepas momen libur panjang Maulud Nabi Muhammad SAW, tingkat okupansi hotel kembali merosot menjadi 30-40 persen. "Itu turun dibandingkan sebelumnya. Karena sekarang daya beli masyarakat turun, lalu situasi kemarin di beberapa daerah belum kondusif," ujarnya. "Isu keamanan di dunia pariwisata itu sensitif, terutama kami di hotel dan restoran. Meski ada juga yang menganggap Yogya lebih aman dibanding daerahnya," tambah Deddy. Alhasil, sembari berharap stabilitas politik terus terjaga, pihaknya mendorong pemerintah daerah untuk memperbanyak event berskala nasional dan internasional. Dengan begitu, animo pelancong untuk datang ke Yogyakarta tetap tinggi, sehingga perputaran ekonomi dari sektor pariwisata tidak tersendat. "Daya beli sedang menurun. Dengan situasi seperti ini, banyak wisatawan itu cuma healing, ke pantai terus pulang lagi, nggak stay, karena kalau stay kan nambah biaya," ungkapnya.