Editor: Syamsul Falaq| Minggu 07-09-2025,17:10 WIB Salah satu ketersediaan atau tiper kamar hotel di salah satu kawasan Pakualaman, Kota Yogyakarta, atau sekitar 800 meter dari kawasan Malioboro. --Foto: Anam AK/diswayjogja.id YOGYAKARTA, diswayjogja.id – Tingkat okupansi hotel di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) selama periode libur panjang Maulid Nabi Muhammad SAW, 3–6 September 2025, secara rata-rata berada di angka 40 hingga 50 persen. Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY, Deddy Pranowo Eryono, menyebutkan di kawasan pusat kota seperti Malioboro dan sekitarnya, tingkat keterisian kamar meningkat hingga 60–70 persen, khususnya pada puncak liburan, Jumat (5/9/2025). “Okupansi secara umum di DIY berkisar 40 sampai 50 persen. Tapi untuk wilayah tengah, seperti Malioboro dan sekitarnya, bisa mencapai 60 sampai 70 persen, terutama pada hari Jumat,” ujar Dedi saat dihubungi, Minggu (7/9/2025). Meski cukup menggembirakan, Deddy mengakui bahwa capaian tersebut belum setinggi tahun-tahun sebelumnya saat long weekend, yang bisa mencapai 80 hingga 90 persen. BACA JUGA : Dukung Moratorium Hotel di Kawasan Sumbu Filosofis Yogyakarta, PHRI DIY Minta Tertibkan Penginapan Ilegal BACA JUGA : Jemaah Haji Yogyakarta Berangkat Lewat YIA pada 2026, Siapkan Embarkasi Berbasis Hotel “Ya, biasanya bisa 80 sampai 90 persen. Saat ini memang belum seperti itu. Banyak faktor yang memengaruhi, termasuk menurunnya daya beli masyarakat, serta situasi keamanan, politik, dan ekonomi yang belum sepenuhnya stabil,” katanya. Dalam menghadapi dinamika situasi nasional, PHRI DIY juga turut mengambil langkah strategis untuk menjaga citra positif pariwisata Yogyakarta. Sejak 4 September 2025, para anggota PHRI secara serentak mengampanyekan branding “Jogja Aman” melalui berbagai kanal media sosial. “Kita ingin menunjukkan bahwa Jogja tetap aman, adem, ayem. Ini penting untuk meyakinkan wisatawan bahwa mereka bisa berkunjung ke Yogyakarta dengan nyaman,” tuturnya. BACA JUGA : Meski Tarif Naik, Okupansi Hotel di Bantul Tembus 95 Persen Pada Libur Panjang Isra Miraj dan Imlek 2025 BACA JUGA : Masa Liburan Sekolah, Okupansi Indies Style Malioboro Capai 90 Persen Terkait dengan dinamika sosial yang sedang berlangsung di sejumlah wilayah Indonesia, Deddy juga menyampaikan harapannya agar jika ada aksi demonstrasi di Yogyakarta, tetap dijalankan dengan budaya Jogja yang damai dan santun, seperti yang telah ditunjukkan pada aksi-aksi sebelumnya. “Kami sangat berharap demo, jika dilakukan, tetap dalam semangat budaya Jogja—tidak anarkis. Seperti aksi di DPRD DIY yang lalu, damai dan tertib. Ini penting untuk menjaga stabilitas pariwisata dan kepercayaan wisatawan,” tandasnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News Sumber: