Perbaikan Data
Perbaikan Data khusus anggota
Klik Di Sini

Larangan Studi Tour Gubernur Dedi Mulyadi Dikeluhkan PHRI Kab Bandung

Kebijakan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi yang melarang siswa studi tour keluar daerah, ternyata berdampak kepada penurunan kunjungan wisatawan di Jawa Barat. Hal tersebut dirasakan sekali oleh Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Bandung. INILAHKORAN,Soreang- Kebijakan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi yang melarang siswa studi tour keluar daerah, ternyata berdampak kepada penurunan kunjungan wisatawan di Jawa Barat. Hal tersebut dirasakan sekali oleh Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Bandung. "Dampak dari kebijakan tersebut, saat ini banyak biro perjalanan wisata dari luar daerah seperti Jawa Tengah dan Jawa Timur yang tidak lagi merekomendasikan Jawa Barat sebagai tujuan wisatanya. Seperti yang dari Jawa Tengah lebih baik mengalihkan kunjungan wisata grupnya ke Jawa Timur dan sebaliknya. Hal ini tentu merugikan bagi kami para pelaku usaha yang menjadi bagian dari pariwisata Jawa Barat," kata Ketua PHRI Kabupaten Bandung, Use Hudaya kepada Inilahkoran, Minggu 7 September 2025. Menurut Use, kunjungan wisata grup yang biasanya datang dari luar daerah seperti Jawa Tengah, Jawa Timur dan daerah lainnya, menurun tajam pada musim libur panjang sekolah yakni di bulan Juni-Juli. Akibatnya, okupansi hotel, penginapan dan juga kunjungan ke resto yang ada di Kabupaten Bandung menurun. Baca Juga : Kota Bandung Perkuat Pendidikan Karakter Siswa Lewat Pendekatan Humanis "Kunjungan wisata grup dari luar daerah itu biasanya selalu jadi andalan kami setiap tiba musim libur sekolah.Tapi sekarang mah sepi. Bahkan bukan cuma wisatawan grup rombongan sekolah saja, wisatawan umum pun jauh berkurang," ujarnya. Ia dan para pelaku usaha jasa pariwisata lainnya di Kabupaten Bandung berharap Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi dapat meninjau kembali kebijakannya itu. Atau paling tidak memberikan solusi konkrit dari permasalahan tersebut. "Kalau pariwisatanya lesu, otomatis perekonomian kami juga lesu. Padahal banyak orang yang bergantung kehidupan ekonomi kepada jasa usaha pariwisata, kalau mau tetap melarang tolong dong solusinya apa," katanya.***Baca Juga : RK: Mobil Mercy Almarhum Habibie Dibeli dari Uang Pribadi