Yogyakarta: Okupansi perhotelan di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) hanya terfokus di kawasan perkotaan saat libur panjang HUT ke-80 RI. Kawasan dengan okupansi tertinggi berada di Kota Yogyakarta. "Pergerakan (wisatawan) sejauh ini hanya berada di wilayah ring I, seperti Malioboro," kata Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY, Deddy Pranowo Eryono dihubungi pada Senin, 18 Agustus 2025. Deddy mengatakan okupansi di area tersebut maksimal hanya 60 persen. Di luar area tersebut, ia mengatakan tak mencapai puluhan persen, bahkan ada yang sekitar 5 persen saja. Ia menyebut wisawatan saat ini mobilitasnya terpusat di sekitar Malioboro. Selain itu, kata dia, wisatawan saat 17 Agustus 2025 lalu terkonsentrasi di sekitar Istana Gedung Agung (Kepresidenan) Yogyakarta. "Kami masih terus berupaya melakukan hal-hal agar wisatawan tertarik hadir di Yogyakarta dengan menginap," ujar Deddy. Badan Pusat Statistik (BPS) DIY menyebut kunjungan wisatawan domestik pada periode Januari-Juni 2025 mencapai 20.991.131 orang. Sementara, kunjungan wisatawan mancanegara hanya sebanyak 43.247 orang, jauh di bawah target yakni 150.000 orang. Kepala Dinas Pariwisata DIY, Imam Pratanadi mengungkapkan pihaknya masih berupaya menggenjot kunjungan wisatawan, khususnya wisman. Ia menyebut Yogyakarta masih belum banyak jadi pilihan utama wisman, dibanding seperti provinsi lain di Pulau Jawa. "Kami tetap optimistis target kunjungan wisatawan akan tercapai. Kami memang cenderung lebih banyak wisatawan domestik," ujar Imam.