Laporan Reporter Tribun Jogja Christi Mahatma Wardhani TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Penyelenggaraan Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition (MICE) di DIY mulai menggeliat. Sejak dikeluarkannya Inpres Nomor 1 Tahun 2025, penyelenggaraan MICE di DIY anjlok. Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY, Deddy Pranowo Eryono mengatakan MICE di hotel DIY meningkat sejak kebijakan Menteri Dalam Negeri yang mengizinkan pemerintah daerah menggelar rapat di hotel pada awal Juni 2025 lalu. “Sebulan kemudian MICE di hotel naik menjadi 15-20 persen. Kalau normal (sebelum ada Inpres Nomor 1 Tahun 2025) ya 40-60 persen (okupansi MICE di DIY),” katanya, Rabu (13/08/2025). Pihaknya bersyukur karena okupansi MICE mulai meningkat, meski masih belum seperti sebelumnya. Menurut dia, penyelenggaraan MICE ini mampu menutupi biaya operasional hotel. Kendati demikian, tidak semua hotel mau menerima MICE. Hal itu karena anggaran untuk MICE berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Sebelumnya, harga per paket one day meeting di hotel bintang 4 sekitar Rp 250-350 ribu, sedangkan untuk bintang 5 sekitar Rp 400-450 ribu. “Sekarang budget anggarannya turun, misalnya dulu Rp200 ribu, sekarang maksimal Rp150 ribu. Jadi hotel ada yang mau ada yang enggak, karena masing-masing biaya operasional hotel kan beda-beda,” terangnya. “Jadi misalnya X mau reservasi di hotel punya budget sekain, kemudian diterima, nanti pihak hotel menjelaskan. Tapi banyak yang menerima, karena untuk biaya operasional, daripada nggak ada (reservasi MICE),” lanjutnya. Hotel yang menerima reservasi MICE, umumnya mengakali dengan mengurangi makanan dan minuman (food and beverage). “Kalau fasilitasnya sama, kalau untuk biaya ruang meetingnya nggak bisa diutak-atik. Kan butuh listrik, maintenance, itu kan biaya juga. Makanya yang diubah di F&B (Food and Beverage), kalau makanan kan bisa dikurangi. Misalnya awalnya menunya 8 jadi 5,” imbuhnya. (maw)