TULUNGAGUNG, SJP — Tingkat hunian hotel di Tulungagung anjlok drastis. Imbas kebijakan efisiensi anggaran pemerintah membuat okupansi turun di bawah 10 persen. Sebagian pelaku usaha di sektor perhotelan dan restoran pun terancam tutup. Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Tulungagung Rifqi Firmansyah menyatakan, kondisi ini merupakan yang terburuk dalam beberapa tahun terakhir. Mayoritas hotel disebut tidak mampu menutup biaya operasional harian. “Kami sedang merapatkan barisan untuk menyikapi dampak efisiensi ini. Okupansi hotel-hotel di bawah 10 persen, bahkan banyak yang menyatakan minus secara operasional. Ada yang mau dijual, ada yang disewakan, dan sebagian masih bertahan dengan berat,” ujar Rifqi, Kamis (31/7/2025).