BANDUNG – Badai protes mengguncang Gedung Sate, Senin (21/7/2025), saat ribuan pelaku usaha dan pekerja pariwisata membakar amarah menolak larangan studi tur oleh Gubernur Jawa Barat (Jabar) Dedi Mulyadi (KDM). Dalam kekacauan yang memecah Jabar, Wali Kota Bandung Muhammad Farhan muncul bak pahlawan sejati, meluncurkan kebijakan pro-pariwisata cerdas yang mencuri hati rakyat. KDM terjebak dalam pusaran kritik dan isolasi, sementara Farhan bersinar terang, membuktikan kekuatan sejati ada di dukungan masyarakat.Pemicu letupan kemarahan ini adalah Surat Edaran No. 45/PK.03.03/KESRA, yang melarang studi tur ke luar provinsi. KDM berargumen kebijakan ini melindungi orang tua dari beban finansial berlebih dan mengalihkan fokus ke wisata lokal. Namun, alih-alih diterima, langkah ini memicu kemarahan pelaku wisata. Koordinator Aksi Solidaritas Pekerja Pariwisata Jabar, Herdis Sudardja, menuntut tegas. “Cabut larangan studi tur sekarang!” kata Herdis yang juga Koordinator Solidaritas Para Pekerja Pariwisata Jawa Barat (P3JB) ini, saat aksi demonstrasi pekan lalu.Ia menggambarkan dampak mengerikan. Jasa boga, kata Herdis, ambruk, pusat oleh-oleh sepi, catering merana. UMKM yang katanya didukung Pemprov justru hancur. Begitu pun sektor pariwisata Jabar, yang menopang 13.000 pekerja, 8.000 formal dan 5.000 informal, kini terancam kolaps. “Ini soal perut ribuan keluarga. KDM harus sadar!” kecam Herdis, disambut sorak massa kala itu.Baca Juga:Puluhan Miliar untuk PJU-PJL, Warga Bandung Masih Teriak Gelap! 800 Rombongan Siswa Batalkan Study Tour, Kebijakan Dedi Mulyadi Bikin Ekonomi Wisata Hancur?Berdasarkan data Perhimpunan Hotel dan Restoran (PHRI) Jabar, tingkat okupansi hotel di Jabar pada periode Januari hingga Mei 2025 rata-rata 40 persen, jauh lebih rendah dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya yang stabil di kisaran 80-82 persen. Selain itu, PHRI mencatat sekitar 3.000 pekerja perhotelan di Jabar terpaksa harus dilakukan pengurangan jam kerja akibat merosotnya okupansi hotel tersebut. Larangan studi tur disebut sebagai salah satu faktor yang memperburuk situasi ini. Herdis memperingatkan, tanpa respons dari KDM, gelombang protes lebih besar siap digelar kembali. “Kami tak akan diam!” tegasnya.Dampak kebijakan tersebut dirasakan langsung oleh pelaku wisata di Kawasan Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB). General Manager Terminal Wisata Grafika Cikole (TWGC) Lembang, Sapto Wahyudi, mengungkapkan, larangan studi tur dari Pemprov Jabar memicu pembatalan massal oleh sekolah. “Rombongan sekolah yang sudah pesan kunjungan ke wisata Lembang ramai-ramai membatalkan,” tegas Sapto kepada Jabar Ekspres, Jumat (25/7) lalu.