Perbaikan Data
Perbaikan Data khusus anggota
Klik Di Sini

PHRI Keluhkan Okupansi Hotel Anjlok Akibat Efisiensi Anggaran, Begini Tanggapan Pemprov Jateng

INDORAYA – Kebijakan efisiensi anggaran yang mulai diberlakukan sejak Januari 2025 memicu keluhan dari pelaku industri perhotelan. Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jawa Tengah menyampaikan bahwa sejak kebijakan itu diterapkan, okupansi hotel menurun drastis akibat berkurangnya aktivitas pemerintahan, seperti rapat dan perjalanan dinas. Namun, harapan mulai muncul setelah Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) menerbitkan surat edaran yang mengizinkan pemerintah daerah kembali menyelenggarakan kegiatan rapat di hotel. Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jawa Tengah, Sumarno, menjelaskan bahwa anggaran untuk rapat dan perjalanan dinas sebenarnya masih tersedia. Hanya saja, terdapat pengurangan pada bagian uang harian yang biasa diterima oleh para pegawai. “Karena kami mempertimbangkan bahwa aktivitas teman-teman OPD tetap harus berjalan di wilayah Jawa Tengah. Jadi, kenapa perjalanan dinas tidak dikurangi? Karena kami tidak ingin ada alasan dari OPD untuk tidak hadir hanya karena anggaran dipotong,” jelas Sumarno kepada wartawan, Selasa (22/7/2025). Ia juga menuturkan bahwa kebijakan efisiensi tersebut merupakan tindak lanjut dari arahan Presiden yang dituangkan ke dalam Peraturan Kepala Daerah (Perkada). Meski dilakukan penghematan, Sumarno memastikan bahwa kebutuhan operasional pemerintahan tetap bisa dipenuhi tanpa hambatan. “Kita justru mempertimbangkan teman-teman PHRI, agar okupansi hotel tetap terisi. Yang kami korbankan hanya uang harian yang dibawa pulang. Tapi secara perhitungan, anggaran yang tersedia sebenarnya masih cukup untuk menunjang aktivitas,” tegasnya. Dengan adanya kebijakan ini, Pemprov Jawa Tengah berharap roda pemerintahan tetap berjalan, sambil tetap memperhatikan kondisi sektor ekonomi lainnya yang terdampak, seperti industri perhotelan. Sebelumnya, diberitakan bahwa kebijakan efisiensi anggaran tersebut telah memberikan dampak signifikan terhadap industri hotel. Sejak awal tahun, okupansi hotel mengalami penurunan tajam, menyebabkan banyak pelaku usaha perhotelan mengalami kesulitan dalam menjalankan operasional. Bahkan, sejumlah pemilik hotel di berbagai daerah di Jawa Tengah terpaksa menawarkan properti mereka untuk dijual. Penelusuran Indoraya.News pada beberapa platform jual-beli properti mengungkap adanya peningkatan jumlah hotel yang ditawarkan di pasar oleh para pemiliknya.