Perbaikan Data
Perbaikan Data khusus anggota
Klik Di Sini

Respons PHRI Setelah Pemda Dibolehkan Berkegiatan di Hotel dan Restoran Lagi

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Hariyadi Sukamdani merespons kebijakan Kementerian Dalam Negeri yang membolehkan pemerintah daerah untuk menggelar kegiatan di hotel dan restoran. Menurut dia, kebijakan ini adalah angin segar bagi industri perhotelan dan restoran Tanah Air untuk mendulang kembali okupansi yang sebelumnya anjlok.Hariyadi menyebut, industri perhotelan dan restoran mengalami penurunan okupansi tahun lalu. Kemudian, ditambah lagi dengan kebijakan efisiensi anggaran pemerintah yang melarang kegiatan rapat dan sejenisnya di hotel dan restoran. "Dengan diperbolehkannya berkegiatan di hotel lagi, tentu akan berdampak baik untuk meningkatkan okupansi," ujar Hariyadi kepada Tempo, Rabu, 11 Juni 2025. Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik, okupansi hotel berbintang pada tahun lalu hanya mencapai 52,63 persen, menurun 7,11 persen dari okupansi hotel pada 2023. Ini merupakan tingkat okupansi terendah sejak pandemi Covid-19 usai.Menurut Hariyadi, instruksi Kementerian Dalam Negeri itu mampu meningkatkan lagi geliat industri perhotelan di Indonesia. Meski begitu, dia belum menghitung berapa persentase peningkatan okupansi seusai instruksi itu dikeluarkan. "Selama ini, kegiatan pemerintah di hotel-hotel dan restoran itu menjadi penyumbang pemasukan yang signifikan bagi industri ini," ucap Hariyadi.Menteri Dalam Negeri Muhammad Tito Karnavian mengatakan kebijakan efisiensi anggaran ini sebenarnya tidak melarang pemerintah daerah untuk berkegiatan di hotel dan restoran. Asalkan, menurut dia, kegiatan itu bermanfaat dan tidak memakai anggaran yang berlebihan.Tito menyatakan itu saat menghadiri Musyawarah Perencanaan Pembangunan, Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat, Mataram, pada Rabu, 4 Juni 2025 lalu. Tito bahkan mengaku mendapat arahan langsung dari Presiden Prabowo Subianto agar perhotelan maupun restoran tetap dihidupkan di tengah efisiensi. "Kita harus memikirkan juga hotel-hotel restoran, mereka juga punya karyawan, mereka juga punya supply chain," ujar Tito.Tito meminta pemerintah daerah untuk dapat melaksanakan kegiatan dengan menyasar hotel-hotel maupun restoran yang nyaris kolaps, sehingga mereka tetap dapat bertahan. "Buatlah kegiatan di sana,” ucap Tito.