Perbaikan Data
Perbaikan Data khusus anggota
Klik Di Sini

PHRI Kaltim Wanti-Wanti Dampak Efisiensi Anggaran: Hotel Sepi, Sektor Swasta Harus Digenjot

Wakil Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kaltim, Armunanto. ( Foto : Din/Klausa ) Samarinda, Klausa.co – Industri hotel di Bumi Etam mulai merasakan dampak efisiensi anggaran. Pasalnya, pemangkasan anggaran dari pemerintah pusat berdampak pada penyusutan kegiatan MICE (meeting, incentive, convention, and exhibition) membuat okupansi hotel anjlok drastis. “Turunnya bisa sampai 25 sampai 30 persen,” ungkap Wakil Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kaltim, Armunanto, saat ditemui di sela-sela dialog sektor pariwisata yang digelar Dinas Pariwisata Kaltim di 29 Coffee and Eatery, Rabu (4/6/2025). Ia tak menampik bahwa selama ini, denyut bisnis perhotelan di Kaltim sangat tergantung pada aktivitas belanja pemerintah. Mulai dari rapat-rapat dinas hingga agenda nasional. Kesemua agenda tersebut memberi kontribusi besar terhadap pemasukan hotel. “Jujur saja, selama ini hotel-hotel kita sangat bergantung pada belanja pemerintah,” kata Armunanto. Kegiatan MICE yang difasilitasi pemerintah disebutnya mampu menutup hingga separuh biaya operasional hotel. Namun sejak efisiensi anggaran diberlakukan, arus pemasukan menurun tajam. Meski belum terjadi gelombang PHK besar, sejumlah hotel disebut sudah mulai merumahkan sebagian karyawannya. “Kondisinya berat, tapi kami bersyukur belum sampai gelombang PHK. Hanya sebagian mulai merumahkan staf,” ujarnya. Dalam kondisi seperti ini, PHRI Kaltim mulai melirik sektor swasta sebagai potensi baru yang belum tergarap maksimal. Dengan banyaknya perusahaan tambang, migas, dan perkebunan di Kaltim, Armunanto menilai ada celah bisnis yang bisa dimaksimalkan. “Kita harus geser ketergantungan. Banyak perusahaan di sini, itu yang harus kita dekati,” ucapnya. Ia juga menyebut sektor pariwisata memang belum sepenuhnya bisa diandalkan, namun peluangnya tetap terbuka. Karena itu, Armunanto berharap dukungan dari pemerintah daerah untuk mendorong penyelenggaraan event publik yang mampu menghidupkan kembali okupansi hotel. “Lomba lari, jet ski, festival kuliner misalnya. Event semacam ini sangat membantu meningkatkan hunian hotel,” tegasnya. Menanggapi keluhan pelaku usaha perhotelan, Kepala Dinas Pariwisata Kaltim, Ririn Sari Dewi, memastikan bahwa sejumlah agenda nasional akan digelar di Kaltim dalam waktu dekat. Di antaranya Hari Keluarga Nasional (Harganas) serta kegiatan Dekranasda pada akhir Juni hingga awal Juli mendatang. “Ada juga beberapa konser musik yang akan hadir di Samarinda dan Balikpapan. Ini akan melibatkan banyak pelaku pariwisata, termasuk hotel,” jelas Ririn. Ririn menyadari bahwa situasi efisiensi anggaran menuntut adaptasi. Karena itu, pihaknya mendorong agar pelaku hotel tak hanya mengandalkan agenda pemerintah, tapi juga membuka kolaborasi dengan sektor lain. “Harapannya, sektor swasta bisa jadi opsi yang kuat bagi bisnis hotel,” pungkasnya. (Din/Fch/Klausa)