Perbaikan Data
Perbaikan Data khusus anggota
Klik Di Sini

Hotel Sepi, Dispar Kaltim dan PHRI Bergerak Cari Solusi

Kadispar Kaltim saat berbincang bersama PHRI, foto by Adit/Busam.id Samarinda, Busam.ID – Penurunan tingkat hunian hotel di Kalimantan Timur mencapai 25–30 persen belakangan ini. Penyebab utamanya? Efisiensi anggaran pemerintah yang membuat kegiatan resmi tak lagi digelar di hotel. Kondisi ini bikin sektor perhotelan megap-megap, dan kini Dinas Pariwisata (Dispar) Kaltim bersama PHRI Samarinda mencari jalan keluarnya. “Kami sudah berkoordinasi dengan PHRI Samarinda. Salah satunya, kami sudah mengusulkan ke Komisi VII DPR RI agar ada relaksasi atau insentif pajak untuk hotel yang tetap mempertahankan tenaga kerjanya,” ujar Kepala Dispar Kaltim, Ririn Sari Dewi, Rabu (4/6/2025). Tak cuma itu, Dispar juga mendorong agar program Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP) dan subsidi ulang bagi pekerja terdampak segera diterapkan, khususnya untuk karyawan hotel dan restoran yang kini banyak dipaksa cuti tanpa digaji. “Bersama PHRI, kami juga berencana bertemu Gubernur Kaltim untuk menyampaikan kondisi di lapangan dan berbagai usulan dari pelaku usaha perhotelan,” lanjut Ririn. Untuk menghidupkan industri pariwisata, Dispar juga menggandeng swasta dan komunitas untuk menggelar event di berbagai destinasi wisata. Formatnya dikemas lewat kegiatan MICE (Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition) yang bisa menggandeng hotel-hotel lokal. Sementara itu, Wakil Ketua PHRI Samarinda, Yuli Armunanto, menegaskan bahwa sepinya kegiatan dari instansi pemerintah sangat berdampak bagi hotel berbintang di Samarinda dan Balikpapan. “Selama ini hotel sangat bergantung pada kegiatan pemerintah. Begitu ada kebijakan efisiensi, kami langsung terdampak. Bahkan UMKM pun kena imbasnya,” katanya. Beberapa hotel akhirnya memilih merumahkan karyawan. Bukan PHK, tapi cuti tanpa gaji. “Ada yang sampai 50 persen stafnya cuti. Ini bukan hanya soal kamar kosong, tapi juga menyangkut rantai ekonomi yang panjang,” lanjut Yuli. Sebagai contoh, satu hotel biasanya bisa menjual 200 pak amplang (kerupuk ikan khas Kaltim) per bulan dari mitra UMKM. Namun sekarang? Hampir nihil. Dan itu baru satu produk, satu hotel. Bayangkan efek dominonya.(Adit/adv/diskominfokaltim) Editor: M Khaidir