Perbaikan Data
Perbaikan Data khusus anggota
Klik Di Sini

Gunung Agung di Bali Berstatus Awas, Wisatawan Jauhi Karangasem

TEMPO.CO, Denpasar - Aktivitas Gunung Agung di Kabupaten Karangasem, Bali, berstatus awas, atau level IV, berdampak pada menurunnya tingkat keterisian hotel oleh wisatawan. Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Karangasem I Wayan Tama menyebut kawasan yang paling terdampak adalah Tulamben dan Amed, yang berlokasi di dua kecamatan berbeda. Tulamben di Kecamatan Kubu, sedangkan Amed di Kecamatan Abang. "Sudah 80 persen penginapan (di Amed) di-cancel, sisa 20 persen sudah banyak yang ingin pindah ke Candi Dasa, bahkan ke Kuta," kata Tama, Selasa, 26 September 2017. Tama menambahkan, kawasan pesisir Amed termasuk tempat yang strategis untuk menikmati pemandangan Gunung Agung. Adapun di kawasan Candi Dasa, Karangasem, yang berlokasi jauh dari zona bahaya Gunung Agung, tingkat penginapan menurun 15 persen. Menurut dia, Amed adalah kawasan wisata pesisir di Karangasem yang diminati wisatawan, selain Candi Dasa. Tama menjelaskan, di Kabupaten Karangasem terdapat 3.500 kamar dari jenis penginapan hotel, home stay, vila, dan pondok. "Untuk di kawasan Amed, kisaran 250 kamar," ujarnya. Kawasan Amed, kata Tama, tingkat okupansi sampai September 2017 sudah di kisaran 40 persen. Adapun untuk restoran di kawasan Tulamben dan Amed sudah banyak yang tutup sejak Sabtu, 23 September. "Dampaknya luar biasa, karena tamu (wisatawan) sudah cemas," katanya. Menurut Ketua Associations of the Indonesian Tours and Travel Agencies (ASITA) Bali I Ketut Ardana, pariwisata di Bali tidak terganggu seluruhnya akibat naiknya aktivitas Gunung Agung. "Pariwisata Bali masih berjalan dengan baik, karena melihat delapan kabupaten, kota yang lain (di luar Karangasem) berjalan normal seperti biasa," tuturnya. Ardana menjelaskan, saat ini ia mengetahui ada lima negara yang mengeluarkan travel advisory. "Australia, New Zealand, Amerika, Inggris, dan Singapura," katanya. Menurut dia, peringatan perjalanan tersebut dianggap wajar sebagai imbauan bagi wisatawan asing yang berlibur di Bali. "Itu kewajiban ingin memberikan informasi terhadap warga negaranya yang ada atau yang akan ke destinasi (wisata di Bali)," ucap Ardana. BRAM SETIAWAN Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini