Perbaikan Data
Perbaikan Data khusus anggota
Klik Di Sini

Berbeda dengan Dedi Mulyadi, Mendikdasmen Malah Sarankan Study Tour Jangan Dilarang - radarcirebon.disway.id

RADARCIREBON.COM - Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Prof Dr Abdul Mu’ti MEd, menyarankan agar kegiatan study tour jangan dilarang. Pendapat tersebut, diungkapkan Mendikdasmen ketika menghadiri acara Silaturahim Syawalan Guru dan Tenaga Kependidikan Sekolah dan Madrasah Muhammadiyah, Kota Surabaya, Rabu 23 April 2025. Bertempat di Smamda Tower lantai 6, SMA Muhammadiyah 2 Surabaya, acara tersebut diikuti ribuan guru dan tenaga kependidikan dari seluruh sekolah dan madrasah Muhammadiyah se-Kota Surabaya. Berbeda dengan kebijakan yang dikeluarkan Dedi Mulyadi. Gubernur Jawa Barat ini, dengan tegas melarang sekolah melakukan kegiatan study tour. BACA JUGA:SEDIH, Study Tour di Jawa Barat Ternyata Kurang Diminati Sekolah Larangan tersebut dikeluarkan Dedi, imbas dari banyaknya keluhan orang tua siswa yang keberatan dengan sejumlah biaya perjalanan karya wisata. Selain itu, sering terjadi kecelakaan yang melibatkan rombongan pelajar, membuat Dedi Mulyadi melarang kegiatan study tour dilakukan. Meskipun larangan tersebut dikeluarkan secara lisan, banyak pihak sekolah di Jawa Barat yang membatalkan acara study tour. Kondisi tersebut, jelas membawa kerugian bagi biro perjalanan dan pelaku usaha di bidang pariwisata. Bahkan, Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) meminta agar larangan Dedi Mulyadi soal study tour segera dicabut. BACA JUGA:Kebijakan Dedi Mulyadi Mulai Ditentang, Sekolah di Kota Cirebon Diizinkan Gelar Study Tour Sebab, PHRI beranggapan akibat adanya larangan study tour yang dikeluarkan oleh Dedi Mulyadi, membuat hunian hotel menurun. Namun, lagi-lagi sikap tegas Dedi dipelihatkan untuk menjawab keluhan yang dilayangkan pihak PHRI. Dalam cuplikan video di akun Instagram pribadinya, Dedi Mulyadi mengatakan bahwa tingkat hunian hotel meningkat apabila banyak orang yang butuh menginap di hotel, seperti liburan, pekerjaan dan lainnya. "Artinya, dia punya kelebihan uang, karena jenuh di rumah perlu piknik. Karena uangnya cukup, sehingga uang yang berlebih itu membuat siklus ekonomi, melahirkan kepariwisataan menggeliat, perhotelan menggeliat dan tenaga kerja juga hidup.”