Laporan Wartawan TribunBanten.com, Muhammad Uqel TRIBUNBANTEN.COM, CILEGON - Sebanyak 350 hotel di Provinsi Banten terdampak kebijakan efisiensi anggaran pemerintah. Hal itu disampaikan oleh Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Provinsi Banten GS. Ashok Khumar. Menurut Ashok, penerapan kebijakan efisiensi anggaran yang dilakukan oleh pemerintah dilakukan secara mendadak tanpa adanya pemberitahuan terlebih dahulu. Baca juga: Dibuka Wawalkot Fajar, Wedding Festival Terbesar di Kota Cilegon Hadirkan Promo Super Spesial Sehingga, para pemilik hotel tidak menyiapkan skema market planning dalam menghadapi efisiensi anggaran ini. "Ini tiba-tiba di Bulan Januari kita sudah buat perencanaan untuk 2025 menghadapi efisiensi anggaran pemerintah, jadi tidak ada kesiapan sebelumnya," ujar Ashok kepada TribunBanten.com, Sabtu, (26/4/2025). Dikatakan Ashok, dampak yang sangat dirasakan oleh para pengelola hotel terkait pemotongan anggaran 50 persen yakni multiplier effect yang semakin meluas. "Kami melakukan inovasi supaya untuk mengimbangi impact nya seperti mereka tukang daging, buah, petani, nelayan, peternak kan mereka impact kan ada perputaran begitu juga UMKM," ucapnya. Maka dari itu, kata Ashok, pihaknya meminta kepada pemerintah agar membuka kembali anggaran 50 persen supaya industri perhotelan tetap berjalan. Baca juga: PHRI Banten Sebut Dampak Efisiensi, Ekonomi Masyarakat Lesu Hingga Karyawan Hotel Banyak Dirumahkan "Semakin dikelola semakin baik. Minyak bumi habis, gas habis kalau pariwisata akan terus berkembang selama dikelola dengan baik," katanya. Jika kebijakan efisiensi anggaran terus dibiarkan, kata Ashok, hotel-hotel di Banten akan terancam dan berdampak terjadinya PHK. "Kondisi hotel sampai saat ini sedang tidak baik-baik saja," pungkasnya. Saat ini kata dia, sejumlah karyawan harian hotel di Banten di rumahkan imbas kebijakan efisiensi pemerintah. Tak cuma itu, kata Ashok, karyawan lain juga terpaksa di multifungsikan dalam pekerjaannya. "Jadi untuk yang dirumahkan itu khususnya karyawan harian, karyawan lain di multifungsikan berkarya bekerja," ujar GS. Ashok Khumar kepada TribunBanten.com, Sabtu, (26/4/2025).