DENPASAR, POS BALI Pariwisata Bali menunjukan adanya kemajuan setelah tiga tahun dihantam pandemi Covid-19. Perkembangan pariwisata yang mulai tumbuh dengan tren peningkatan jumlah kunjungan wisatawan asing berbanding lurus dengan perilaku turis di destinasi wisata. Maraknya WNA yang berulah belakangan ini menunjukan ada yang salah dalam tata kelola pariwisata Bali, terutama menyangkut perilaku wisman secara umum. Baca Juga: Hadiri ART Jakarta Gardens 2025, Wamenekraf Dorong Pameran Seni Rupa Jadi Roda Ekonomi Data Serikat Media Siber (SMSI) Provinsi Bali dan Badung mengidentifikasi masalah yang muncul dalam pengelolaan pariwisata Bali antara lain : Pertama, alam Bali, laut, darat dan udara yang mulai terdegradasi untuk kepentingan pariwisata. Bali untuk pariwisata bukan pariwisata untuk Bali. Kedua, lingkungan mengalami tekanan yang luar biasa hingga tata ruang menjadi kacau balau, sampah berserakan dimana mana, limbah medis dan B3 tercecer sana sini, pesona bentang tergerus. Baca Juga: Pelari Makin Bebas Eksplorasi Alam dengan Hierro v9 dari New Balance Ketiga, infrastruktur yang belum mengarah pada pengelolaan pariwisata budaya berkelanjutan. Misalnya, trotoar tidak layak, jalan jalan sempit, macet parah di kawasan wisata, tiang utilitas semrawut, kabel kabel Listrik dan Telkom bergelantungan seperti jaring laba laba yang membuat pemandangan yang tak elok Keempat, sektor keamanan yang belum maksimal. Terbukti hampir setiap hari ada kejadian copet, jambret, penipuan do money changer, hingga ragam kriminalitas yang dilakukan pelaku kejahatan dan juga WNA. Kelima, perilaku masyarakat dan juga perilaku wisman yang tampaknya setali tiga uang. Dengan banyak WNA yang juga meniru perilaku warga, hingga berperilaku beringas, kasar, ngamuk, dan berkelahi. Baca Juga: Kelakuan Turis di Bali Makin Meresahkan, dan Fenomena “Turis Jemput Turis Kondisi tersebut di atas bisa terjadi dan semakin parah, karena begitu mudahnya orang asing membuka rekening bank di Indonesia tanpa perlu ada KITAS atau visa kerja, cukup dengan passport saja yang penting ada orang Indonesia jadi penjamin.