Perbaikan Data
Perbaikan Data khusus anggota
Klik Di Sini

Terancam Kolaps, Pengusaha Sektor Pariwisata di Sulsel Menanti Kebijakan Pemerintah

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Pengusaha sektor pariwisata di Sulawesi Selatan (Sulsel) masih mengeluh imbas efisiensi anggaran pemerintah. Sebagaimana diketahui, efisiensi anggaran membuat sektor pariwisata ‘menjerit’ karena kurangnya pemasukan. Apalagi Sulsel, utamanya Makassar adalah wisata Meetings, Incentives, Conventions, and Exhibitions atau MICE. MICE sendiri merupakan kegiatan yang berkaitan dengan pertemuan, pameran, konferensi, dan insentif. Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Sulawesi Selatan (Sulsel), Suhardi mengatakan bahwa pihaknya masih menunggu kebijakan baru pemerintah sebelum industri pariwisata kolaps. “Sampai saat ini belum ada kebijakan baru dari pemerintah untuk industri pariwisata,” kata Suhardi, saat dihubungi Tribun-Timur.com, Senin (21/4/2025). Suhadi menyebut, sejak efisiensi anggaran diterapkan, sektor pariwisata ‘tidak baik-baik saja’. Baca juga: Pengamat Ekonomi Unismuh Makassar Prediksi Sektor Properti Stagnan di Triwulan II 2025 Kendati demikian, menurutnya pelaku pariwisata tetap berusaha dan bekerjasama sektor lain untuk mendatangkan wisatawan. “Sampai saat ini industri pariwisata belum membaik,” sebutnya. Senada, Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) juga masih mengeluhkan kondisi tersebut. “Masih sama, belum ada relaksasinya,” kata Ketua PHRI Sulsel, Anggiat Sinaga. Anggiat berharap, anggaran yang tersisa 50 persen hasil penghematan segera dikucurkan. Baik itu dalam bentuk kegiatan di hotel dan lainnya, agar sektor pariwisata kembali bangkit. Sekadar diketahui, efisiensi anggaran membuat tingkat hunian hotel di Sulsel menurun drastis. Jika kondisi tersebut terus berlangsung, Anggiat khawatir akan terjadi Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) secara massal.(*)