BANGKAPOS.COM,BANGKA -- Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Pangkalpinang, Sumiati, mengungkapkan bahwa bisnis perhotelan sempat menunjukkan geliat positif selama momen Cheng Beng dan libur Lebaran tahun ini. Ia menyebut, hampir seluruh kamar hotel di Pangkalpinang terisi penuh saat dua momen tersebut berlangsung. "Momen cheng beng tahun ini dampaknya sangat baik, rata-rata kamar hotel penuh. Ini sudah menjadi tren tahunan karena banyak warga dari luar daerah yang datang untuk liburan bertemu keluarga atau menjalankan ritual sembahyang Cheng Beng," ujar Sumiati, Jumat (18/4). Menurutnya, dampak momen Cheng Beng tahun ini jauh lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya. Tingkat hunian kamar hotel meningkat secara signifikan, yang menjadi angin segar bagi pelaku industri perhotelan. Namun diakui Sumi, kondisi itu tidak berlangsung lama. Setelah momen Cheng Beng ini, okupansi hotel kembali menurun drastis. Bahkan, beberapa hotel hanya mampu mengisi satu hingga dua kamar per hari. "Setelah Cheng Beng, hotel kembali sepi. Kondisi ini sangat mengkhawatirkan. Rasanya seperti kembali ke masa pandemi Covid-19 tahun 2020, tapi bedanya sekarang bukan karena virus, melainkan karena minimnya anggaran," ucapnya. Ia menjelaskan, saat ini sekitar 70 persen tamu hotel di Bangka Belitung bergantung dari kegiatan pemerintahan. Oleh karena itu, kebijakan pelarangan kegiatan meeting dan rapat di hotel cukup berdampak besar terhadap kelangsungan industri ini. "Tidak terbayangkan oleh kita semua, bahwa perekonomian dunia, khusunya di Babel seperti saat ini. Yang mana kondisi sepinya bisnis hotel seperti ini dulu kita rasakan di tahun 2020 zaman covid, karena tidak bisa bertatapmuka. namun sekarnag tidak ada virus, anggaran yang tidak ada. Ini bukan hanya di Babel tapi hampir seluruh Indonesia,"kata Sumiati. Sumiati menyebut, Imbas dari penurunan okupansi dan minimnya kegiatan ini, tak sedikit hotel terpaksa merumahkan sebagian karyawan. Diperkirakan lebih dari 100 orang pekerja hotel di Babel kini dirumahkan atau hanya bekerja paruh waktu. "Kondisi ini sangat berat. Kami berharap adanya dukungan dari pemerintah, baik dari sisi kebijakan maupun promosi pariwisata agar industri hotel di Babel bisa bangkit kembali," tuturnya. (Bangkapos.com/Sela Agustika)