Perbaikan Data
Perbaikan Data khusus anggota
Klik Di Sini

PHRI Kota Cirebon Soroti Turunnya Hunian Kamar dan Kegiatan MICE, Harapkan Dukungan Pariwisata

ARAH PANTURA, Cirebon – Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Cirebon melaporkan adanya penurunan signifikan pada tingkat hunian kamar (okupansi) serta kegiatan Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition (MICE) sejak awal tahun 2025. Hal ini dinilai sebagai dampak langsung dari terbitnya Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun 2025 tentang Efisiensi Belanja dalam Pelaksanaan APBN dan APBD. Ketua PHRI Kota Cirebon, Imam Reza Hakiki (Kiki), mengungkapkan bahwa awalnya prediksi untuk Januari dan Februari 2025 menunjukkan peningkatan okupansi hotel dan kegiatan MICE. Namun, banyak agenda yang terpaksa ditunda atau dibatalkan akibat Inpres tersebut, sehingga prediksi tersebut tidak tercapai. “Awalnya kami optimis, namun banyak agenda yang mundur akibat Inpres, sehingga tingkat hunian tidak sesuai dengan harapan kami,” ujar Kiki pada Selasa (15/4/2025). Menurut Kiki, data menunjukkan bahwa tingkat okupansi hotel di Kota Cirebon pada Maret 2025 hanya berada di kisaran 40 hingga 50 persen per hari, jauh di bawah kondisi normal yang biasanya mencapai 60 hingga 70 persen. Meski demikian, terdapat lonjakan signifikan saat momen libur Lebaran. Pada tanggal 31 Maret 2025, yang bertepatan dengan Hari Raya Idulfitri, tingkat keterisian kamar mencapai 90 hingga 100 persen, dengan angka okupansi tetap tinggi antara 80 hingga 90 persen pada periode 1–7 April 2025. “Kondisi rata-rata saat ini masih rendah. Apabila tren ini berlanjut, ada potensi pengurangan karyawan di sektor perhotelan, dan itu sangat mengkhawatirkan kami,” ungkap Kiki. Dalam upaya memulihkan sektor pariwisata, PHRI mendorong Pemerintah Daerah Kota Cirebon untuk lebih serius membenahi sektor pariwisata. Kiki menilai bahwa Kota Cirebon memiliki potensi besar sebagai destinasi wisata yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi lokal. “Kami berharap Cirebon dapat lebih maksimal sebagai destinasi wisata. Dengan peningkatan kunjungan, diharapkan hotel, UMKM, dan pelaku kuliner dapat bertahan dan berkembang di tengah kondisi ini,” tambahnya. Meskipun berbagai event di Kota Cirebon telah berjalan dengan baik, Kiki mengakui bahwa still, upaya untuk menarik wisatawan dari luar kota masih perlu ditingkatkan. Sebagai respons, setiap hotel kini berupaya memperkenalkan program promosi dan paket wisata yang inovatif untuk mendongkrak kunjungan. “Ini merupakan pekerjaan rumah bersama. Kami mendukung program pemerintah, namun kami juga mengharapkan upaya konkret untuk menyemangati sektor pariwisata agar tetap hidup dan berkembang,” pungkasnya.**