Perbaikan Data
Perbaikan Data khusus anggota
Klik Di Sini

Libur Panjang Dorong Kenaikan Okupansi Hotel di DIY, PHRI: Ini Jadi Angin Segar

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Sempat lesu saat libur Lebaran, sektor perhotelan di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mulai menunjukkan geliat positif.  Momen libur nasional Jumat Agung dan Paskah yang jatuh berdekatan akhir pekan lalu, menjadi kesempatan bagi para pelaku usaha hotel untuk kembali menggenjot okupansi. “Alhamdulillah, dua hari Jumat dan Sabtu ini menjadi berkah bagi kami,” ujar Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY, Deddy Pranowo Eryono, Rabu (16/4/2025). Selama dua hari tersebut, tingkat hunian hotel di wilayah DIY tercatat mencapai rata-rata 55 persen. Angka tersebut dinilai cukup menjanjikan, terutama setelah performa yang mengecewakan pada libur Lebaran sebelumnya. “Ini masih ada potensi naik lagi,” kata dia. Sebelumnya, saat momentum libur Lebaran 2025, okupansi hotel di DIY justru tak mampu menembus target yang telah ditentukan, yakni 80 persen.  Realisasi hunian hanya berada di kisaran 50 hingga 60 persen. Salah satu faktor penyebabnya adalah pergeseran preferensi wisatawan yang memilih akomodasi dengan tarif lebih ekonomis. “Mungkin kos harian, homestay itu malah ramai kemarin. Yang murah bagi tamu karena tidak kena pajak dan izin-izin,” ungkap Deddy. Meskipun mengalami tekanan cukup besar akibat menurunnya okupansi, hingga kini para pelaku usaha hotel masih berupaya mempertahankan karyawan dan menghindari Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). “Kami masih bisa bertahan tanpa PHK, meski saat ini tidak bisa mengandalkan kerjasama dengan pemerintah saja,” katanya. Ia menyebut, hingga saat ini belum ada bentuk kerja sama konkret dengan Pemerintah Provinsi DIY untuk mengatasi persoalan yang dihadapi industri perhotelan.  “Belum ada kerjasama spesifik, Pemda DIY juga bingung,” jelasnya. Di tengah tantangan tersebut, pelaku usaha tetap melakukan berbagai upaya promosi secara mandiri. Salah satunya adalah dengan menyelenggarakan agenda promosi bertajuk Table Top Guyub Sesarengan dalam waktu dekat. Inisiatif ini menjadi langkah strategis untuk menjaring wisatawan tanpa sepenuhnya bergantung pada intervensi pemerintah. “Sementara kami butuh hidup, maka dengan langkah mandiri kami tetap berupaya bertahan,” pungkas Deddy. (*)