Batam (ANTARA) - Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Batam, Kepulauan Riau (Kepri) mulai menargetkan segmen swasta sebagai strategi bisnis untuk meningkatkan okupansi hotel di kota itu.Ketua PHRI Batam Jimmy Ho menyampaikan bahwa sejauh ini belum ada laporan signifikan dari pihak hotel mengenai dampak kebijakan tarif Amerika Serikat (AS) terhadap Indonesia. “Sementara belum ada laporan signifikan yang masuk dari pihak hotel-hotel,” katanya di Batam, Rabu. Namun, ia meyakini dalam waktu dekat akan ada pengaruh terhadap tingkat hunian hotel. Maka langkah untuk menargetkan swasta ini diambil. “Terkait dampak efisiensi dark pemerintah pusat, sudah berdampak. Misalnya, kemarin saat Lebaran kami melihat ada penurunan untuk okupansi jika dibandingkan dengan tahun lalu,” ujar dia.Untuk menjaga keberlangsungan bisnis, PHRI Batam kini mulai mengoptimalkan kerja sama dengan sektor swasta, khususnya pelaku industri dan perusahaan-perusahaan.“Kami mulai mengarahkan fokus ke korporat, seperti pelaku usaha dan industri. Karena sebelumnya banyak acara yang berasal dari pemerintah, dan kini dengan adanya efisiensi, pelan-pelan kita harus transisi ke swasta,” katanya.Terkait langkah pemerintah pusat dalam mendorong efisiensi anggaran, PHRI Batam saat ini masih menunggu kepastian kebijakan lebih lanjut.“Kami masih ‘wait and see’. PHRI pusat sudah menjalin komunikasi dengan pemerintah pusat, tapi arahan resminya belum ada,” katanya.Ketua PHRI Batam itu berharap ke depan ada dukungan kebijakan yang dapat memberikan solusi bagi sektor perhotelan di tengah masa transisi ini, agar industri tetap tumbuh dan memberikan kontribusi terhadap pariwisata dan perekonomian daerah.