METROPOLITAN.ID - Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Bogor menyebut ada dua hotel yang akan berhenti operasional di bulan April ini. Dua hotel yang bakal berhenti operasional ini terjadi imbas dari Inpres Nomor 1 Tahun 2025, tentang efesiensi anggaran. Sementara, sebelumnya juga ada dua hotel yang sudah tutup operasional sejak bulan lalu. Yakni, Hotel Sahira Paledang dan Sahira Pakuan. "Sahira dari 3 properti sudah tutup 2 properti. Pak Wali mendapatkan informasi tambahan ada rencana 2 hotel lagi yang mungkin diakhir bulan akan tutup operasionalnya," kata Ketua PHRI Kota Bogor, Yuno Abeta Lahay saat bertemu Wali Kota Bogor, Dedie A Rachim pada Senin, 14 April 2025 kemarin. Menurutnya, pertemuannya dengan Wali Kota Bogor Dedie A Rachim melaporkan keadaan hotel dari Januari sampai dengan Maret 2025 yang mengalami penurunan. "Okupansi dibulan Maret kemudian Januari-Februari sudah terasa, tapi bulan Maret sangat jomplang sekali. Okupansi kita hanya 28,9 persen," ucapnya. Kenaikan okupansi terjadi pada hari Libur Lebaran. Nemun kenaikan itu tidak berlangsung lama, setelah itu pengunjung hotel mengalami penurunan kembali. Dirinya mencatat, sejak bulan Januari sampai dengan April ini para pengusaha Hotel tidak mendapatkan kunjungan meeting dari lembaga pemerintah. "Dampak Inpres nomor 1 tahun 2025, yang faktanya kita pikir cuman kehilangan 50 persen bisnis dari sisi goverment, tapi sampai hari ini 0 yang melakukan meeting di Kota Bogor," ujar dia. Sementara itu, Direktur Operasional Sahira, Adli menjelaskan, penutupan Hotel Sahira merupakan dampak dari Inpres Nomor 1 Tahun 2025 tentang efisiensi anggaran. Penutupan Hotel Sahira ini memberikan dampak pada pemecatan karyawannya. "Kurang lebih total ada 120 karyawan mengalami PHK. Sekarang yang masuk sekuriti, enginering dan hoskiping. Hoskiping yang bersih bersih sekarang kurang lebih 9 orang masuk seminggu 3 kali," jelasnya. Adli berharap kepada pemangku kebijakan semoga Inpres yang dikeluarkan ini dapat dikaji dan dilakukan evaluasi kembali. "Kedepan kita gatau kalau seperti tidak menutup kemungkinan usaha hotel lainnya akan menyusul. Mudah-mudahan bisa evaluasi untuk para pemangku kebijakan," pungkasnya. (Rifal)