Wali Kota dan Wawali Kota Malang, Wahyu Hidayat bersama Ali Muthohirin saat dihadapan awak media (foto S Basuki / sekilasmedia.com) Malang, sekilasmedia.com — Industri perhotelan di Kota Malang tengah menghadapi masa sulit. Efisiensi anggaran dari pemerintah pusat membuat tingkat okupansi hotel menurun drastis hingga 30 persen. Kekhawatiran akan gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) pun mulai menghantui para pengusaha hotel. Namun, Wali Kota Malang Wahyu Hidayat optimistis kondisi ini bisa diatasi. Ia menegaskan, potensi PHK massal di sektor perhotelan tidak akan terjadi berkat program unggulan pemerintah kota: 1.000 Event. “Hotel-hotel hingga pelaku UMKM saya pastikan akan menerima dampak besar dari program 1.000 event ini. Kami fasilitasi dan tarik lebih banyak wisatawan ke Kota Malang,” ujar Wahyu saat ditemui pada Selasa (15/4). Meski pemangkasan anggaran membuat kegiatan kedinasan jarang lagi digelar di hotel, Wahyu menyebut program 1.000 event telah mulai berjalan dan menunjukkan hasil meski belum signifikan. Ia yakin jika dilaksanakan secara konsisten dan diperluas ke level provinsi bahkan nasional, program ini bisa menghidupkan kembali bisnis hotel. “Sejauh ini sudah mulai dirasakan manfaatnya oleh beberapa hotel. Ke depan, kegiatan ini akan digelar rutin,” tambahnya. Di sisi lain, Wahyu juga menanggapi pentingnya alokasi anggaran untuk promosi sektor pariwisata dan perhotelan. Ia menyatakan masih perlu diskusi mendalam untuk menentukan arah kebijakan promosi ke depan. “Anggaran promosi memang penting, tapi harus kita cermati bersama. Kami akan bahas lebih lanjut,” ucapnya. Dalam waktu dekat, Wahyu dijadwalkan bertemu dengan Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) guna menyerap aspirasi langsung dari para pengusaha hotel. Pertemuan ini diharapkan menjadi ruang dialog konstruktif demi menyelamatkan industri perhotelan Kota Malang dari keterpurukan. “PHRI akan segera bertemu kami. Kami ingin mendengar langsung kondisi di lapangan,” tutup Wahyu.