Jakarta (BERITAJA) - Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) memprediksi tren pergerakan visitor saat periode libur Lebaran di tahun 2025 mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya."Kita sedang melakukan survei juga untuk ini, tapi secara ringkas jika kita dengarkan dari beberapa katakan para PHRI dari daerah, trennya itu menurun yang pasti, jika dibandingkan tahun 2024. Kemudian lama daripada peningkatan okupansi, jumlah hari peningkatan okupansi itu pendek, hanya tiga alias empat hari lenyap itu okupansinya langsung di-drop drastis, misalnya dari nomor 80 persen alias 90 persen itu mampu di-drop drastis ke 20 persen sekarang rata-rata apalagi ada yang di bawah itu," kata Sekretaris Jenderal PHRI Maulana Yusran saat dihubungi BERITAJA dengan telepon dari Jakarta, Jumat.Yusran menyatakan tren penurunan itu dapat dilihat dari persentase penggunaan seluruh moda transportasi yang sudah diakui pemerintah turun menjadi 30 persen.Baca juga: PHRI Kota Batu: Okupasi hotel pada libur Lebaran di nomor 70 persenTren penurunan juga terjadi pada sisi akomodasi seperti hotel dan restoran yang disebabkan oleh adanya penurunan daya beli masyarakat. Fenomena tersebut sangat disayangkan lantaran biasanya masyarakat berupaya sebisa mungkin untuk dapat mudik ke kampung halaman."Kalau kita bicara daya beli terganggu kita perhatikan memang situasi ekonominya tidak bagus. Banyak kayak PHK, terus masalah dinamika, kebijakan dalam negeri yang juga tetap belum kondusif," ucap dia.Penyebab lain yang dia soroti ialah adanya persoalan pinjaman online (pinjol) yang kasusnya semakin meningkat. Pinjol menurutnya semakin membuktikan bahwa situasi di Indonesia sedang tidak baik-baik saja dan memicu sebagian masyarakat memilih untuk tidak ikut mudik.Baca juga: Industri perhotelan merosot, PHRI desak pemerintah beri relaksasiYusran melanjutkan memang ada beberapa wilayah yang tingkat okupansinya melonjak, namun tren itu tidak bakal memperkuat lama meski periode libur Lebaran kali ini cukup panjang. Misalnya seperti area Pulau Jawa yang mencakup Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Jawa Timur, juga Bali serta Sumatera Barat yang mengalami pergerakan visitor lintas provinsinya cukup tinggi."Permasalahan kita bahwa tingkat okupansi yang diharapkan itu memang mampu berjalan lama, tapi lantaran kita mengalami low season yang parah sekali waktu bulan puasa, rupanya targetnya juga enggak tercapai dan yang paling krusial lagi setelah lonjakan tersebut turunnya juga langsung drastis ke bawah," kata Yusran.Selain sedang melakukan survei, PHRI dalam mengatasi perihal tersebut sudah beberapa kali mengadakan pertemuan dan berkoordinasi dengan pihak Kementerian Pariwisata. Namun, adanya efisiensi anggaran mengakibatkan kementerian dan lembaga mengalami kesulitan dalam menyelenggarakan aktivitas yang melibatkan hotel dan restoran seperti biasanya.Baca juga: PHRI minta pemda perketat pengawasan pungli saat libur LebaranPadahal menurutnya, aktivitas pemerintah dapat menjadi pemasukan yang cukup besar bagi beberapa wilayah yang tidak mempunyai banyak lokasi wisata seperti Makassar.PHRI pun sudah bersurat kepada Menteri Keuangan hingga Presiden Prabowo Subianto untuk mendiskusikan masalah tersebut.Dalam kesempatan itu, Yusran berambisi pemerintah dapat mendorong penanammodal untuk membangun sarana akomodasi di sekitar destinasi wisata, seperti periode sebelumnya dengan diperkenalkannya lima Destinasi Super Prioritas (DSP).Baca juga: Wakil Menteri Pariwisata ajak PHRI bekerja-sama majukan pariwisataSektor akomodasi juga bakal tumbuh andaikan pemerintah banyak menyelenggarakan aktivitas seperti Pekan Olahraga Nasional (PON) di Papua."Kita sepakat dengan efisiensi tapi efisiensinya mesti juga dilakukan hati-hati agar tidak terdampak terhadap keberlangsungan dari akomodasi itu sendiri. Bukan kita berfaedah tidak mau inovatif untuk mencari pasar baru, tapi untuk jangka pendek tentu mesti ada perihal yang mesti, yang mampu menyelesaikan itu adalah pemerintah itu sendiri," kata dia.Yusran turut menekankan bahwa saat ini merupakan momentum yang tepat untuk membenahi sektor pariwisata Indonesia baik dari sisi regulasi, investasi maupun penguatan peran pariwisata bagi perekonomian nasional.Baca juga: PHRI minta pemerintah prioritaskan sektor pariwisata Editor: Deborah Copyright © BERITAJA 2025