Perbaikan Data
Perbaikan Data khusus anggota
Klik Di Sini

Okupansi Hotel Selama Libur Liburan Di Sejumlah Daerah Merosot

Beberapa daerah mencatatkan penurunan yang variatif terhadap okupansi hotel. Sejumlah pihak menduga ini lantaran melemahnya ekonomi dan turunnnya daya beli warga.Ilustrasi kegiatan di hotel. Petugas mengelap meja kamar hotel di Hotel GranDhika Iskandarsyah Jakarta, beberapa waktu lalu.Antara Foto/Sigid KurniawanSERANG- Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Serang, Banten, mencatat adanya penurunan okupansi hotel selama libur Lebaran 2025  dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Namun, penurunan tidak hanya di Serang. Hal serupa terjadi juga di Cianjur dan Bogor.Ketua PHRI Kabupaten Serang Yurlena Rachman, di Serang, Senin, mengatakan, tingkat okupansi hotel selama libur Lebaran hanya 80%. Angka tersebut lebih rendah jika dibandingkan dengan Lebaran 2024 yang hampir 100% setiap harinya. "Di tahun ini terjadi penurunannya mencapai 20%  dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang hampir 100%," katanya. Adapun pengunjung didominasi oleh wisatawan yang berasal dari DKI Jakarta, Tangerang, Bogor, Bandung, dan Depok. Namun, pengunjung terbanyak yakni dari DKI Jakarta dan Tangerang yang mencapai 80%. DIsebutkannya, lonjakan pengunjung di Lebaran tahun ini hanya terjadi pada H+2 sampai H+4 yang rata-rata mencapai 80%. Angka ini diperoleh dari sampling terhadap sejumlah hotel berbintang maupun non-bintang di Kabupaten Serang. "Pada H+2 sampai H+4 okupansi hotel rata-rata mencapai 80%n. Dan setelah itu sampai hari ini turun lagi,"  urainya.Lena terang menyebutkan, kondisi ini bisa jadi disebabkan karena daya beli masyarakat khususnya masyarakat dengan kelas ekonomi menengah ke bawah yang menurun.  PHRI Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, mencatatkan senada. Namun,  tingkat hunian hotel selama liburan Lebaran 2025  di sana hanya mencapai sekitar 49%,atau menurun sekitar 20% dari Lebaran 2024.Penurunan PemudikKetua PHRI Cianjur Nano Indrapraja di Cianjur, Sabtu, mengatakan bahwa puncak hunian terjadi pada H+3 Lebaran. Dari ribuan kamar hotel yang tersedia, hanya 49 persen atau 910 kamar yang terisi hingga H+5 Lebaran.Dia juga mengemukakan senada. Tingkat hunian menurun karena berbagai faktor. Namun, yang utama karena faktor ekonomi masyarakat yang melemah. Disebutkan tingkat hunian baru terlihat cukup tinggi pada H+3 dan H+4 Lebaran, biasanya satu pekan sebelum Lebaran sudah di atas seribu kamar terisi.Nano mengatakan bahwa arus mudik tahun ini juga tidak seramai tahun sebelumnya yang membuat tingkat hunian makin menurun.Kondisi tersebut, menurut Nano, juga dialami anggota PHRI di sejumlah kabupaten/kota lain di Indonesia.  Baca juga: Utak-Atik Taktik Bus Pariwisata Hadapi Larangan Karyawisata                 Hipmi Minta Pemerintah Waspadai Dampak Rentetan Penurunan Uang BeredarSementara, di Bogor, Bupati Bogor Rudy Susmanto menyebutkan bahwa okupansi atau tingkat hunian kamar hotel di kawasan wisata Puncak, Kabupaten Bogor, Jawa Barat baru 53%, saat libur Lebaran tahun ini tersisa tiga hari. "Okupansi hotel hari ini 53% belum 100%. Siapa pun masyarakat jangan takut-takut datang ke Puncak," kata Rudy dikutip dari Antara, di Cibinong, Bogor, Sabtu.Ia berusaha meyakinkan masyarakat bahwa kawasan wisata Puncak telah pulih dari dampak bencana alam hidrometeorologi yang terjadi pada awal Maret 2025. Katanya, seluruh akses yang terputus akibat bencana bahkan saat ini sudah kembali tersambung berkat kerja sama seluruh pemangku kepentingan.Sebelumnya,  ada enam jembatan terputus di kawasan Puncak akibat bencana alam hidrometeorologi pada awal Maret 2025. Tiga jembatan berstatus jalan kabupaten yakni di Desa Cipayung Kecamatan Megamendung, di Desa Jogjogan Kecamatan Cisarua, dan di Desa Tugu Utara Kecamatan Cisarua.Ada tiga lainnya berstatus jalan desa. Ketiganya berlokasi di Desa Tugu Utara Kecamatan Cisarua.Sementara, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bogor Yudi Santosa memastikan angka kunjungan wisata di Kabupaten Bogor sedang dalam kondisi prima. Selama tahun 2024, Pemerintah Kabupaten Bogor pun mampu melampaui target 12 juta kunjungan, dengan realisasi 14 juta kunjungan."Sekarang kita targetkan 13 juta kunjungan sebetulnya di tahun 2025. Tapi Optimistis tercapai karena di 2024 saja sudah 14 juta lebih (kunjungan)," kata Yudi.